Tidak ada yang benar-benar tahu mengapa.
Yang jelas di balik pemikiran kritis dan jiwa pemeberontaknya, Kartini adalah orang yang tidak egois dan selalu menjaga perasaan orang lain.
Wasana Kata
Kartini dengan segala kompleksitasnya harus dibaca dan dipahami dari berbagai sudut pandang serta sesuai konteks zaman. Pemikiran-pemikirannya harus dibaca dan dipahami secara utuh.
Terlepas dari apapun perdebatan mengenai dirinya, kita tidak dapat menyangkal bahwa Kartini adalah ikon. Surat-suratnya adalah "harta karun sejarah" yang menjadi inspirasi bagi perjuangan kesetaraan sekaligus membuka jalan bagi terciptanya peradaban Indonesia yang lebih maju.
Saya berharap agar generasi sekarang dan yang akan datang tidak lagi meniru cara-cara rezim Orde Baru yang "men-Dharma-Wanita-kan Kartini", yaitu mencitrakan Kartini sebagai sosok berkebaya, bersanggul dengan peran sebatas di ranah domestik.Â
Jangan salah paham, saya mengatakan ini bukan bermaksud merendahkan pekerjaan-pekerjaan domestik atau melecehkan peran Ibu Rumah Tangga. Hanya saja, Kartini lebih dari itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H