Peningkatan emisi karbon dapat terjadi ketika konsumen melakukan retur atau pengembalian barang. Hal ini biasa terjadi pada pembelian pakaian. Alasannya bisa karena model, warna atau ukuran yang tidak sesuai dengan keinginan konsuen, kualitas barang yang tidak sesuai deskripsi penjual dan sebagainya.
Hasil penelitian dari Greenstory juga menunjukkan bahwa tingkat pengembalian barang oleh konsumen lebih tinggi pada belanja daring (30%) sedangkan pada belanja konvensional hanya 6%-8%.
Dari jumlah pengembalian pada belanja daring tersebut, sebanyak 20% nya menumpuk sebagai sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) karena tidak dapat dijual kembali.
4. Pengemasan
Peningkatan aktivitas belanja daring sebanding dengan peningkatan jumlah sampau plastik di TPA karena pengemasan paket barang yang berlapis.
Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh sampah plastik yang dibuang ke TPA memang tidak terlalu besar. Namun, sampah plastik merupakan sampah yang sulit terurai sehingga dapat mencemari tanah dan perairan.Â
Jika dibakar, ia akan melepaskan senyawa karbon yang terkandung dalam plastik ke atmosfer sehingga mencemari udara, menimbulkan efek rumah kaca dan mengganggu kesehatan manusia.
Jadi, apa yang harus konsumen lakukan untuk mengurangi emisi karbon dari aktivitas belanja daring maupun luring?
1. Berikan alamat atau lokasi pengiriman yang lengkap dan jelas kepada kurir
Selain memudahkan kurir dalam mengantarkan barang, kurir tidak perlu berputar-putar karena tersasar, terlewat, dan sebagainya sehingga lebih hemat bahan bakar serta mengurangi emisi karbon.
2. Pertimbangkan apakah di rumah ada orang yang menerima paket atau tidak