Rasanya siapa pun berhak menjadi hakim atas tindakan atau kehidupan orang lain. Sampai-sampai muncul tudingan yang mana "ahli neraka" dan mana yang "ahli surga".
Anehnya, hal tersebut juga bisa terjadi pada yang masih seagama. Bayangkan, kalau dengan saudara seiman dan seagama saja berani menyerang dan memusuhi, apalagi dengan saudara yang berbeda agama dan keyakinan.
Makanya saya jadi berpikir, apa gerangan yang membuat mereka dengan mudahnya melabeli seseorang itu sesat, kafir, ahli neraka dan sebagainya? Dari mana mereka tahu bahwa seseorang itu bakal jadi penghuni surga atau neraka? Apakah mereka telah diangkat menjadi sekretaris pribadi Tuhan?
Kita ini sekarang lebih mudah baper terhadap perbedaan sampai alergi terhadap kritik.
Perbedaan dalam pandangan dan preferensi politik itu sah-sah saja. Yang menyebalkan adalah ketika ada simpatisan partai atau tokoh tertentu yang mendukung idolanya secara membabi buta. Bahkan tidak segan menyerang dan memusuhi siapa saja yang berbeda sikap dan pandangan dengan kelompoknya.Â
Kalau ada pendukung tokoh B, misalnya, berani mengkritik tokoh A bakal dianggap Barisan Sakit Hati. Padahal kritik yang disampaikan itu realistis.
Sementara kalau yang mengkritik itu merupakan pendukung tokoh A, bisa dianggap musuh dalam selimut.Â
Masa sih pendukung tidak boleh mengkritik? Lha kalau jelas-jelas ia salah jalan apa ya mau kita biarkan saja biar tersesat bersama?Â
Satu lagi yang tidak kalah menyebalkan dengan kelompok pertama adalah yang mengaku-ngaku sebagai oposan (tanpa 'l' ya) tapi cuma asal beda. Harusnya sebagai oposan, ia punya gagasan yang berbobot sehingga bisa ikut memberi warna berbeda pada dinamika politik tanah air.
Misalnya, seseorang merupakan pendukung tokoh B, maka orang itu dan pendukung lainnya akan ramai-ramai menghujat bahwa semua yang tokoh A lakukan itu salah, buruk dan cuma cari muka. Walapun gagasan atau program yang dilakukan itu sebenarnya baik dan bermanfaat.
Jangankan perbedaan di ranah sosial-politik yang punya dampak luas, di ranah yang sifatnya personal saja orang bisa ribut dan saling serang.