Pada hari terakhir sidang BPUPKI I, Soekarno turut mengemukakan gagasannya.tentang rumusan dasar negara dalam lima poin berikut : kebangsaan Indoneisa, internasionalisme atau peri kemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial dan ketuhanan yang berkebudayaan.
Lima poin inilah yang kemudian diberi nama Pancasila atas usulan seorang rekan ahli bahasa. Dan tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Kelahiran Pancasila.
Bagaimana Kita Menyikapi Perbedaan Saat Ini?
Perbedaan adalah sesuatu yang wajar terjadi. Para tokoh pendiri bangsa saja kerap berbeda pandangan dan beradu gagasan tentang bagaimana mewujudkan Indonesia yang merdeka.
Namun mereka dapat menyelesaikan perbedaan itu melalui adu argumen yang sehat, intelek dan elegan.
Dulu, perang argumen biasa terjadi dalam forum-forum diskusi, kongres-kongres, rapat-rapat bahkan karya-karya tulis.
Sekarang, perang argumen biasa terjadi di sosial media.
Sayangnya perdebatan yang terjadi di sosial media seringkali diwarnai dengan caci maki dan saling sindir.
Pilpres 2014-2019 dan 2019-2024, misalnya. Berapa banyak hoax, ujaran kebencian, hinaan bernuansa SARA yang beredar di jagat maya dan disebarkan dari satu akun sosial media ke akun sosial media lainnya?
Polisi mungkin berhasil menangkap para produsen hoax dan pelakunya bisa saja telah dipenjara. Namun siapa yang dapat menyembuhkan "penyakit" yang datang setelahnya?
Sejak keributan itu terjadi hingga saat ini, kehidupan beragama jadi kurang asyik. Begitu pula dengan persoalan sosial-politik.
Menguatnya politik identitas membuat beberapa orang atau kelompok merasa lebih mayoritas, lebih religius, lebih superior sehingga dapat berlaku diskriminatif bahkan melakukan kekerasan dengan mengatasnamakan agama dan Tuhan.