Misalnya, kata kerja "makan". Anda mau makan sekarang, satu jam lalu atau dua puluh tahun lalu kata kerja yang dipakai tetap "makan" bukan?
Sementara bahasa Inggris mengenal verb-1, verb-2Â dan verb-3 sehingga kata "eat"(verb-1) dapat berubah menjadi "ate" (verb-2) dan "eaten"(verb-3).
Mau yang makan itu saya, Anda atau Siti, kata kerjanya tetap "makan". Tidak berubah jadi "makans" seperti dalam bahasa Inggris yang harus ditambah -s atau -es jika subjeknya He, She atau It.
Aturan-aturan inilah yang membuat bahasa Inggris terlihat sulit. Padahal orang Indonesia itu terlatih untuk multilingual lho. Coba bandingkan dengan orang Amerika, misalnya, yang tahunya hanya bahasa Inggris.
Apa yang harus kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris?
Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris. Sudah banyak Kompasianer yang berbagi tip belajar bahasa Inggris di artikelnya.
Mulai dari cara menyenangkan dan efektif untuk menghafal kosakata bahasa Inggris, kiat memperoleh skor TOEFL di atas 550 dan sebagainya.
Dari artikel-artikel yang ditulis Kompasianer tersebut, kesimpulannya sama. Belajar bahasa Inggris atau bahasa asing apapun harus dibiasakan bahkan dipaksa jika ingin mahir.
Jika tidak sering dipakai, kita mudah lupa. Seperti pengalaman saya yang pernah belajar bahasa Perancis tapi sudah banyak yang lupa karena tidak pernah lagi dipakai.
Oleh karena itu, sampai sekarang saya masih melatih kemampuan bahasa Inggris saya dengan self-learning. Melalui lagu-lagu, film atau video berbahasa Inggris (tanpa subtitle) sambil belajar mengucapkan kalimat-kalimat yang didengar, menulis dalam bahasa Inggris di blog pribadi sekaligus berinteraksi dengan blogger-blogger luar negeri, berbicara sendiri (self-talk) atau orang lain dalam bahasa Inggris.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H