Adapun beberapa sebab kecakapan bahasa Inggris orang Indonesia terbilang rendah walaupun sudah sekian lama belajar bahasa Inggris.
Pertama, pelajaran bahasa Inggris di sekolah yang kurang menyenangkan dan cenderung pasif
Mengandalkan pelajaran bahasa Inggris di sekolah yang cuma 2 jam per pertemuan, seminggu sekali pula, tentu tidak cukup.
Belum lagi kalau pelajaran yang disampaikan sekadar menghabiskan latihan soal di buku paket atau LKS.Â
Bagi saya itu lebih tepat disebut "belajar menjawab soal-soal bahasa Inggris" bukan benar-benar belajar bahasa Inggris.
Cara mengajar guru yang membosankan, minim praktik dan guru yang galak membuat bahasa Inggris menjadi momok bagi para pelajar.
Kedua, lingkungan yang tidak mendukung
"Ini di Indonesia keles. Nggak usah sok-sokan pake bahasa Inggris deh"
Pernah mendapat komentar seperti ini saat Anda sedang mengatakan sesuatu dalam bahasa Inggris? Padahal niat Anda adalah untuk belajar bukan gaya-gayaan.
Sementara belajar bahasa Inggris atau bahasa asing apapun, mesti sering-sering dipakai dalam keseharian kita jika ingin mahir. Tentu akan sangat baik ketika kita punya sparing partner untuk melatih kemampuan bahasa Inggris kita.
Alih-alih mendukung dan membantu teman yang sedang belajar bahasa Inggris, seringkali kita malah melontarkan kalimat yang meruntuhkan semangat dan kepercayaan dirinya.
Sindiran seperti "keminggris", "RIP English", ditertawakan saat seseorang membuat kesalahan atau saat bicara dalam bahasa Inggris tapi ngomongnya medhok (biasa terjadi pada orang Jawa), bisa membuat seseorang malu dan akhirnya menyerah dalam belajar.
Ketiga, menganggap bahwa belajar bahasa Inggris akan melunturkan nasionalisme
"Kita kan udah punya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Ngapain harus belajar bahasa Inggris?"