Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Buku-buku yang Menemani Masa Kecil Saya

18 Mei 2021   10:17 Diperbarui: 18 Mei 2021   10:37 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anak kecil sedang membaca buku cerita | photo by Lina Kivaka from pexels

Bagi sebagian orang, membaca adalah kegiatan yang kurang menarik dibanding kegiatan lain seperti bermain game online, bermain musik, menyanyi, menggambar dan kegiatan-kegiatan luar ruangan. Tapi tidak demikian untuk saya. Bagi saya, membaca itu semacam rekreasi dari riuhnya rutinitas.

Bahkan membaca bukan lagi sebuah hobi melainkan sudah menjadi kebiasaan yang masih terpelihara hingga saat ini.

Kebiasaan ini tidak lepas dari pengaruh keluarga, terutama kakek dan ayah saya.

Kakek saya, baik dari pihak ayah maupun ibu, dulunya adalah seorang guru. Membaca telah menjadi makanan sehari-hari pendamping nasi.

Ayah saya telah menghiasi rumah kami dengan buku-buku, koran-koran dan majalah-majalah. Beliau menggemari buku-buku sejarah dan sastra. Di kemudian hari, ketika saya lebih dewasa (masa SMA), barulah saya menekuni buku-buku tersebut. Meski belum semua saya baca. 

ilustrasi buku-buku milik ayah yang saya baca saat saya lebih dewasa. Sebenarnya masih banyak lagi koleksi buku-buku beliau | dokpri
ilustrasi buku-buku milik ayah yang saya baca saat saya lebih dewasa. Sebenarnya masih banyak lagi koleksi buku-buku beliau | dokpri
Waktu saya masih kecil, ayah dan ibu suka membelikan saya majalah anak-anak dari loper koran langganan yang biasa lewat di perumahan kami.

Saat itu saya suka sekali membaca Majalah Bobo.  Rubrik cergam Oki dan Nirmala, Bona dan Rong-Rong, komik Donal Bebek, cerpen, pengetahuan adalah rubrik-rubrik favorit saya.

Oiya, saya juga suka mengisi soal-soal di rubrik "Untuk Latihan Di Rumah". Isinya adalah soal-soal mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPA, IPS. Tersedia soal-soal dari mata pelajaran kelas 1-6 SD.

Selain itu, saya suka baca buku-buku cerita rakyat, seperti Malin Kundang, Legenda Tangkuban Perahu, Legenda Rawapening, Si Pahit Lidah, Roro Jonggrang dan sebagainya. Sampai punya buku-bukunya. Tapi sekarang sudah tidak ada karena sudah pindah tangan (dihibahkan ke orang lain).

Cerita-cerita dari dunia pewayangan yang kerap dinukil dari kitab Mahabarata dan Ramayana juga tidak kalah menarik. Kisah leluhur para Pandawa dan Kurawa, Drupadi yang dipertaruhkan saat Yudistira kalah dalam permainan dadu, persaingan antara Pandawa dan Kurawa yang mencapai puncaknya pada Perang Baratayudha, kepahlawanan Gatotkaca, pertarungan Arjuna dan Karna yang ternyata saudara seibu, Parikesit dan sebagainya.

Pertama kali mengenal cerita pewayangan dari pelajaran bahasa Jawa yang saya peroleh di bangku Sekolah Dasar. Cerita pewayangan juga masih dimasukkan dalam bahan ajar bahasa Jawa sampai saya SMA.

Beberapa ada yang saya baca dari buku-buku  almarhum kakek (ayah dari ibu saya) yang isinya berbahasa Jawa. Jika ada yang saya tidak pahami artinya, saya akan bertanya pada beliau.

Walaupun saya terbilang penakut, waktu masih SD saya suka baca buku serial horor. Goosebumps, adalah buku serial horor kesukaan saya saat itu. Buku karya R.L. Stines ini juga tersedia dalam bahasa Indonesia. Saya biasa meminjamnya dari perpustakaan sekolah.

ilustrasi serial horor Goosebumps versi bahasa Inggris | sumber gambar : booktrust.org.uk
ilustrasi serial horor Goosebumps versi bahasa Inggris | sumber gambar : booktrust.org.uk
Untuk mengurangi rasa takut, saya akan membacanya di siang hari. Walaupun tetap saja nanti suka terbayang-bayang sendiri kalau mau tidur hehe.

Kegemaran menonton kartun di masa kecil, rupanya membuat saya juga menyukai komik. Komik pertama yang saya baca adalah Doraemon. Salah seorang sepupu saya punya banyak komik ini. 

Jika kami bertemu dan menginap di rumah kakek nenek saat Lebaran, dia pasti membawa beberapa komik miliknya. Kalau tidak sedang dibaca, saya akan pinjam.

Karena kami hanya bisa bertemu saat Idul Fitri, jika ingin baca komik, saya harus rela merogoh kocek untuk meminjamnya dari rental komik dekat sekolah. Kalau tidak salah ingat, biayanya sekitar Rp 1.000 per komik dan Rp 1.500 untuk komik keluaran terbaru. Bisa dipinjam selama 3-7 hari. 

Dari sekian banyak buku yang menemani masa kecil saya, ada satu buku wajib yang selalu saya baca, yaitu Al-Quran. 

Sejak bisa membaca Al-Quran dengan lancar di usia 7-8 tahun, saya juga membaca terjemahannya. Ternyata ada banyak kisah para nabi, orang-orang saleh dan umat-umat terdahulu yang dapat diambil hikmahnya. 

Dan yang paling membekas sehingga kerap menjadi bahan renungan saat dewasa, tidak lain adalah kisah Nabi Muhammad Saw serta para sahabat. 

Sebelum saya tahu bahwa kisah-kisah itu ternyata disebutkan dalam Al-Quran, saya hanya mendengarnya dari guru agama di sekolah, guru mengaji di masjid dan almarhum kakek dari pihak ibu (ngomong-ngomong soal almarhum, saya jadi rindu hiks T_T. Al-Fatihah untuk beliau).

Apa Manfaat yang Saya Dapatkan Sekarang Dari Kebiasaan Membaca?

Saya bersyukur karena sejak kecil telah dikenalkan dan memiliki akses yang luas ke beragam bacaan. Tentu diimbangi pula dengan bimbingan orangtua.

Hal ini membuat saya tidak membatasi diri untuk hanya membaca buku jenis A saja dengan topik B saja dan sebagainya. Saya bisa melahap hampir segala jenis bacaan atau topik bacaan. Entah itu agama, sosial budaya, ekonomi, keuangan, politik, psikologi sampai  hiburan dan fiksi.

Saya bisa membaca mulai dari koran, majalah, artikel, buku fiksi dan non fiksi, jurnal ilmiah sampai komik.

Keuntungannya, tentu saja wawasan yang luas. Ini membantu saya dalam pergaulan sehingga lebih cepat nyambung kalau diajak ngobrol berbagai hal.

Keuntungan lainnya adalah jadi lebih mudah mendapatkan ide menulis. Dari apa yang saya baca atau ditambah dengan pengalaman pribadi maupun orang lain. Daya imajinasi dan kekritisan berpikir juga terbentuk disini.

Oleh karena itu, saya kerap mengulas suatu topik dalam artikel-artikel saya dengan sudut pandang-yang kalau bisa-jarang dibahas penulis lain. Walaupun masih banyak sekali kekurangan disana sini. Dan sebenarnya sangat memungkinkan untuk dikritik.

Membaca berpengaruh terhadap pembentukan pola pikir dan sikap saya. Ada banyak nilai kehidupan yang bisa saya petik dari buku yang dibaca.

Berkat kebiasaan membaca lah saya jadi lebih toleran terhadap perbedaan namun tetap memegang erat prinsip dan nilai hidup.

Saya juga tetap bisa menjadi diri sendiri, mampu mengapresiasi sekecil apapun kebaikan yang saya terima dan tidak mudah melabeli orang lain dengan sebutan yang buruk. Makanya saya terhitung jarang mengeluh, marah-marah dan mendebat orang lain. Apalagi sampai menuding seseorang begini begitu tanpa dasar yang dapat dipertanggungjawabkan. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun