Bagi sebagian orang, membaca adalah kegiatan yang kurang menarik dibanding kegiatan lain seperti bermain game online, bermain musik, menyanyi, menggambar dan kegiatan-kegiatan luar ruangan. Tapi tidak demikian untuk saya. Bagi saya, membaca itu semacam rekreasi dari riuhnya rutinitas.
Bahkan membaca bukan lagi sebuah hobi melainkan sudah menjadi kebiasaan yang masih terpelihara hingga saat ini.
Kebiasaan ini tidak lepas dari pengaruh keluarga, terutama kakek dan ayah saya.
Kakek saya, baik dari pihak ayah maupun ibu, dulunya adalah seorang guru. Membaca telah menjadi makanan sehari-hari pendamping nasi.
Ayah saya telah menghiasi rumah kami dengan buku-buku, koran-koran dan majalah-majalah. Beliau menggemari buku-buku sejarah dan sastra. Di kemudian hari, ketika saya lebih dewasa (masa SMA), barulah saya menekuni buku-buku tersebut. Meski belum semua saya baca.Â
Saat itu saya suka sekali membaca Majalah Bobo. Â Rubrik cergam Oki dan Nirmala, Bona dan Rong-Rong, komik Donal Bebek, cerpen, pengetahuan adalah rubrik-rubrik favorit saya.
Oiya, saya juga suka mengisi soal-soal di rubrik "Untuk Latihan Di Rumah". Isinya adalah soal-soal mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPA, IPS. Tersedia soal-soal dari mata pelajaran kelas 1-6 SD.
Selain itu, saya suka baca buku-buku cerita rakyat, seperti Malin Kundang, Legenda Tangkuban Perahu, Legenda Rawapening, Si Pahit Lidah, Roro Jonggrang dan sebagainya. Sampai punya buku-bukunya. Tapi sekarang sudah tidak ada karena sudah pindah tangan (dihibahkan ke orang lain).
Cerita-cerita dari dunia pewayangan yang kerap dinukil dari kitab Mahabarata dan Ramayana juga tidak kalah menarik. Kisah leluhur para Pandawa dan Kurawa, Drupadi yang dipertaruhkan saat Yudistira kalah dalam permainan dadu, persaingan antara Pandawa dan Kurawa yang mencapai puncaknya pada Perang Baratayudha, kepahlawanan Gatotkaca, pertarungan Arjuna dan Karna yang ternyata saudara seibu, Parikesit dan sebagainya.
Pertama kali mengenal cerita pewayangan dari pelajaran bahasa Jawa yang saya peroleh di bangku Sekolah Dasar. Cerita pewayangan juga masih dimasukkan dalam bahan ajar bahasa Jawa sampai saya SMA.