Saya bersyukur karena sejak kecil telah dikenalkan dan memiliki akses yang luas ke beragam bacaan. Tentu diimbangi pula dengan bimbingan orangtua.
Hal ini membuat saya tidak membatasi diri untuk hanya membaca buku jenis A saja dengan topik B saja dan sebagainya. Saya bisa melahap hampir segala jenis bacaan atau topik bacaan. Entah itu agama, sosial budaya, ekonomi, keuangan, politik, psikologi sampai  hiburan dan fiksi.
Saya bisa membaca mulai dari koran, majalah, artikel, buku fiksi dan non fiksi, jurnal ilmiah sampai komik.
Keuntungannya, tentu saja wawasan yang luas. Ini membantu saya dalam pergaulan sehingga lebih cepat nyambung kalau diajak ngobrol berbagai hal.
Keuntungan lainnya adalah jadi lebih mudah mendapatkan ide menulis. Dari apa yang saya baca atau ditambah dengan pengalaman pribadi maupun orang lain. Daya imajinasi dan kekritisan berpikir juga terbentuk disini.
Oleh karena itu, saya kerap mengulas suatu topik dalam artikel-artikel saya dengan sudut pandang-yang kalau bisa-jarang dibahas penulis lain. Walaupun masih banyak sekali kekurangan disana sini. Dan sebenarnya sangat memungkinkan untuk dikritik.
Membaca berpengaruh terhadap pembentukan pola pikir dan sikap saya. Ada banyak nilai kehidupan yang bisa saya petik dari buku yang dibaca.
Berkat kebiasaan membaca lah saya jadi lebih toleran terhadap perbedaan namun tetap memegang erat prinsip dan nilai hidup.
Saya juga tetap bisa menjadi diri sendiri, mampu mengapresiasi sekecil apapun kebaikan yang saya terima dan tidak mudah melabeli orang lain dengan sebutan yang buruk. Makanya saya terhitung jarang mengeluh, marah-marah dan mendebat orang lain. Apalagi sampai menuding seseorang begini begitu tanpa dasar yang dapat dipertanggungjawabkan.Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H