Hal ini membuat harga diri saya sedikit terluka dan ingin mematahkan stigma tersebut.Â
Pelajaran lain yang saya dapatkan tentu saja tentang kerja sama, leadership, kemampuan komunikasi, critical thinking, kepekaan sosial dan masih banyak lagi.Â
Dukungan bagi Perempuan untuk Melakukan Hobinya
Sejak kecil perempuan sudah akrab dengan kata-kata larangan, seperti "jangan" atau "tidak boleh" tanpa penjelasan atau alasan yang masuk akal.
Akibatnya perempuan selalu merasa inferior, insecure dan takut mengambil keputusan.Â
Di saat ada perempuan dengan kecerdasan dan talenta yang terasah serta memiliki support system yang solid, masih ada perempuan yang berjuang agar mendapatkan hak-haknya.Â
Di saat ada perempuan dengan keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi sehingga mampu mendobrak batasan yang selama ini berpihak pada ketidakadilan, masih ada perempuan yang menganggap bahwa hidupnya adalah ketundukan mutlak. Akibatnya ia tak bebas menyuarakan isi pikiran dan hatinya karena akan dicap sebagai pembangkangan.Â
Sampai untuk mengekspresikan diri melalui hobinya pun, masih ada perempuan yang mendapat hambatan dan stigma.Â
Perempuan dengan hobi maskulin, seperti olahraga dan otomotif, dianggap kurang cocok bagi perempuan sampai diragukan keperempuanannya.Â
Sementara perempuan dengan hobi feminin, seperti fesyen dan make up, sering dianggap kecentilan.Â
Sedikit-sedikit dilarang. Sedikit-sedikit dianggap menyalahi kodrat. Lalu, bagaimana perempuan bisa mengembangkan potensinya, jika tidak ada dukungan? Bagaimana perempuan bisa menjalankan hobinya, jika masih ada stigma yang mengotak-ngotakkan hobi atau aktivitas yang mereka jalankan dengan gendernya?Â