Sayangnya, banyak perempuan yang juga meyakini pemikiran sesat tersebut. Akibatnya, perempuan yang tidak mengenal dirinya dengan baik akan bersikap dan berperilaku seperti yang didiktekan oleh orang lain.Â
Inilah sebabnya perempuan takut mewujudkan cita-citanya. Takut menyuarakan pendapatnya. Takut mengambil keputusan. Karena bisa dianggap kebablasan dan menyalahi kodrat.Â
Ketiga, sesama perempuan seharusnya saling mendukung dan menguatkan, bukan menjatuhkan.Â
Mendukung disini tentu dalam hal positif. Bukan dukungan membabi-buta hanya karena dia perempuan.Â
Jadi, misal ada perempuan yang melecehkan laki-laki atau melakukan tindakan yang diskriminatif, ya sebagai sesama perempuan harusnya mengingatkan kalau itu salah. Jangan malah membenarkan perbuatannya.Â
Kita mendukung perempuan untuk mendapatkan keadilan. Mendukung perempuan untuk memaksimalkan potensinya. Mendukung perempuan untuk berani menyuarakan pendapatnya. Mendukung perempuan untuk berani memiliki pilihan hidup. Dan sebagainya.Â
Setiap perempuan punya medan juangnya masing-masing. Begitu pun dengan pandangan maupun jalan yang ditempuhnya untuk menjadikan dirinya berdaya.Â
Jangan cuma karena perbedaan pandangan dan cara, kita lantas menyerang perempuan lain yang tidak sepaham. Feminisme nggak sesempit itu, sis.Â
Referensi : (1)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI