Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Ingin Investasi Saham namun Masih Ragu, Simak 5 Tips Berikut!

26 Desember 2020   14:55 Diperbarui: 26 Desember 2020   16:57 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Investasi (Sumber: Bank DBS via regional.kompas.com)

Apa rencana keuangan Anda untuk 3,5,10 bahkan 20 tahun ke depan? Jalan-jalan keliling Indonesia atau luar negeri? Membeli kendaraan atau rumah pribadi? Pergi ke Tanah Suci untuk ibadah haji dan umroh bagi yang muslim? Atau sedang mempersiapkan dana pensiun untuk mencukupi kebutuhan hari tua? 

Terlepas dari apapun rencana keuangan Anda, investasi adalah cara yang sangat baik untuk mewujudkan rencana-rencana tersebut, baik jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

Namun bagi sebagian orang, ada yang masih bingung bagaimana memulai investasi. Ada pula yang masih ragu berinvestasi karena takut rugi atau ditipu oleh investasi bodong. Lalu, apa saja tips berinvestasi saham yang dapat dilakukan oleh pemula? 

Apa Itu Investasi dan Bedanya dengan Menabung? 

Investasi sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan, dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa depan dari hasil penanaman aset atau dana tersebut. Misalnya, tahun ini Anda berinvestasi Rp 1 juta maka 5 tahun mendatang uang Rp 1 juta itu bisa berkembang menjadi Rp 1,5 juta sehingga Anda mendapat keuntungan sebesar Rp 500 ribu. Itulah contoh investasi. 

Nah, apa bedanya investasi dengan menabung? 

Perbedaan utama bisa dilihat dari objeknya. Kalau menabung objek yang ditabung adalah uang. Sedangkan objek investasi bisa bermacam-macam, seperti emas, properti, tanah, saham, obligasi dan sebagainya. 

Perbedaan lain yang paling menonjol adalah besar kecilnya risiko. Kegiatan investasi memiliki risiko lebih tinggi dibanding menabung. Oleh karena itu, dalam investasi seorang investor harus mengetahui profil risikonya. Apakah termasuk investor dengan profil risiko rendah, sedang atau tinggi. 

Dalam investasi dikenal istilah "high risk, high return" sehingga semakin tinggi risikonya semakin tinggi pula imbal hasil yang akan diperoleh. Dan jumlahnya lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan. 

Kenapa Investasi Penting?

Coba bandingkan, berapa harga sebungkus mie instan pada tahun 2010 dan di tahun 2020 sekarang? Itu baru sebungkus mie instan. Belum yang lain-lain, seperti harga sembako, BBM, biaya pendidikan, biaya kesehatan dan sebagainya. Bukankah harga barang dan jasa terus mengalami kenaikan setiap tahunnya? 

Coba bandingkan lagi, dengan uang sebesar Rp 50 ribu di tahun 2010, misalnya, apa saja yang bisa dibeli? Sekarang, tahun 2020, apa yang bisa Anda dapatkan dengan uang Rp 50 ribu? Kondisi inilah yang kita kenal sebagai inflasi atau meningkatnya harga-harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus. 

Oleh karena itu, investasi penting dilakukan untuk menolong Anda dalam melawan inflasi. Uang Anda bisa dikatakan aman kalau nilai investasi lebih tinggi dari tingkat inflasi. Misalnya, sepanjang Januari-Desember 2019 tingkat inflasi di Indonesia 2,72%. Jika Anda punya investasi yang nilainya lebih tinggi dari 2,72% berarti keuangan Anda aman. 

Mengenal Investasi Saham

Salah satu jenis investasi yang paling banyak dikenal masyarakat adalah saham. Saham sendiri adalah kertas atau surat berharga yang menunjukkan kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan. Misalnya, Anda membeli saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) 15%, berarti Anda juga menjadi pemilik perusahaan tersebut dengan kepemilikan sebesar 15%. Apa bukti kepemilikannya? Bukti kepemilikan itu adalah jumlah lembar saham yang Anda beli. 

Dalam investasi saham Anda hanya bisa membeli dalam satuan lot. Minimal pembelian adalah 1 lot yang berisi 100 lembar saham. Jika Anda ingin membeli saham PT A misalnya, dengan harga Rp 1.000/lembar saham, berarti minimal Anda harus mengeluarkan uang sebesar Rp 100.000. 

Berinvestasi saham juga bisa memberikan Anda passive income berupa pendapatan dividen. Dividen adalah laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimiliki. 

Jadi, semakin banyak saham yang Anda miliki di suatu perusahaan atau semakin banyak perusahaan yang Anda pilih untuk menginvestasikan uang Anda, dividen yang akan Anda peroleh setiap tahun juga semakin banyak. 

ilustrasi investasi saham (Sumber: forbes.com)
ilustrasi investasi saham (Sumber: forbes.com)

Tips Berinvestasi Saham Bagi Pemula

Dari berbagai jenis investasi, saham adalah jenis investasi yang diketahui mampu memberikan keuntungan paling tinggi dibandingkan jenis investasi lainnya. Namun risiko yang menyertainya juga tinggi. 

Lalu, apa saja tips berinvestasi saham yang perlu dilakukan oleh pemula?

1. Memilih Perusahaan Sekuritas yang Tepat
Hal pertama yang harus dilakukan ketika ingin mulai investasi saham adalah membuat rekening efek atau rekening dana nasabah. Rekening ini dapat dibuka di perusahaan-perusahaan sekuritas. 

Setelah rekening berhasil dibuat, kita harus menyetorkan sejumlah uang ke rekening tersebut. Uang yang ada dalam rekening efek akan berfungsi seperti uang elektronik sehingga kita dapat melakukan pembelian saham menggunakan uang tersebut. 

Ada begitu banyak perusahaan sekuritas yang beroperasi di Indonesia. Namun pilihlah perusahaan sekuritas yang memiliki izin atau legalitas yang jelas dan memberikan pelayanan yang baik. 

2. Mulailah Berinvestasi dengan Jumlah Kecil
Investasi saham memiliki risiko yang tinggi. Bagi investor pemula, hal ini mungkin akan menimbulkan perasaan takut rugi sehingga khawatir kehilangan uang dalam jumlah besar. 

Untuk mengatasi kekhawatiran itu, investor pemula bisa mulai berinvestasi dari jumlah kecil terlebih dulu. Bahkan ada juga yang memulainya dengan nominal hanya ratusan ribu rupiah. Anda bisa mengalokasikan sekitar 10% dari pendapatan bulanan setiap bulan ke rekening efek Anda untuk membeli saham. 

3. Pilihlah Saham-saham Blue Chip
Saham blue chip merupakan jenis saham terbaik dari perusahaan-perusahaan berkinerja terbaik dan terbukti telah memiliki track record yang konsisten dalam rentang waktu yang panjang. 

Nilai kapitalisasi pasar saham-saham blue chip sangat besar  (bisa mencapai Rp 40 triliun) dan sangat likuid sehingga tidak mudah digoreng atau dimanipulasi oleh investor-investor bermodal besar. Jadi, daripada bingung memilih saham mana yang paling baik, silakan pilih saja saham-saham blue chip untuk memulai investasi. 

Adapun contoh-contoh saham blue chip terbaik 2020, seperti BCA (BBCA), BRI (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan sebagainya. 

4. Pilihlah Saham-saham Perusahaan Consumer Goods atau Perbankan
Selain saham-saham blue chip, saham-saham dari perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods atau perbakan juga cocok untuk dipilih oleh investor pemula. Mengapa? Karena perusahaan consumer goods adalah perusahaan dengan bisnis yang sederhana dan produknya banyak dibutuhkan oleh masyarakat sehingga akan mendapat laba yang signifikan setiap tahunnya. 

Oleh karena itu, harga sahamnya cenderung sering naik atau stabil sehingga lebih aman dan tetap menguntungkan. Kalau pun mengalami kerugian, perusahaan ini tidak butuh waktu lama untuk kembali memulihkan keadaan menjadi normal. 

5. Pilihlah Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang cenderung lebih aman dan keuntungan yang diperoleh bisa berkali-kali lipat asalkan Anda memilih perusahaan yang tepat. Misalnya sekarang Anda berinvestasi Rp 5 juta, 10-15 tahun lagi uang Anda mungkin tidak hanya berkembang menjadi Rp 10 juta, tetapi bisa jadi Rp 50 juta atau Rp 100 juta jika perusahaan tempat Anda menginvestasikan dana memiliki prospek bisnis yang bagus.  

Tidak ada kata terlambat untuk memulai investasi. Karena investasi yang dilakukan sedini mungkin akan membuat Anda lebih cepat mewujudkan rencana-rencana keuangan Anda dan lebih siap menghadapi hal-hal tidak terduga di masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun