Colorisme di Indonesia sebenarnya nyata dan banyak dipraktikkan bahkan dalam pergaulan sehari-hari. Namun sepertinya belum banyak yang memiliki kesadaran dan pemahaman atas isu ini. Colorisme di Indonesia pada masa sekarang diperkuat oleh peran media. Yang paling menonjol terdapat pada industri produk-produk kecantikan dan industri hiburan.Â
Coba perhatikan, berapa banyak aktris dan aktor di industri hiburan tanah air yang berkulit terang atau berwajah kebule-bulean dibandingkan yang berkulit sawo matang atau bahkan berkulit gelap seperti orang Papua?Â
Baca juga : Stop Pertarungan Politik Warna Kulit Perempuan dalam Dunia Periklanan!
Sebenarnya saya heran, bagaimana bisa orang Indonesia yang sebagian besarnya berkulit sawo matang, justru tidak banyak memiliki representative figure berkulit sawo matang bahkan gelap dalam industri kosmetik maupun hiburan?Â
Mengapa yang lebih sering muncul di media, mendapat peran utama dalam sinetron atau menjadi model iklan lagi-lagi hanya orang yang itu-itu saja, yang berkulit putih mulus, tinggi, langsing dan berambut panjang lurus? Bukankah hal ini justru menggerus dan mempersempit definisi kecantikan ala Indonesia itu sendiri?Â
Para pebisnis kosmetik kemudian mengeruk keuntungan dengan memanfaatkan para wanita yang insecure dan tidak percaya diri dengan kulitnya yang gelap melalui produk-produk yang diyakini mampu membuat kulit tampak putih dan cerah.Â
Bagi yang mempunyai modal berlebih, bisa datang ke beauty center untuk melakukan perawatan agar terlihat lebih kinclong.Â
Obsesi terhadap kulit putih rupanya juga dimanfaatkan oleh para produsen nakal dengan menawarkan produk-produk pemutih kulit berharga murah secara online.Â
Padahal tidak semua produk pemutih kulit aman untuk digunakan karena adanya kandungan berbahaya, seperti merkuri, hydroquinone, hydrogen peroxide dan lain-lain.Â
Kandungan merkuri dalam krim pemutih dapat menyebabkan kulit berubah menjadi keabu-abuan gelap jika sering terpapar sinar matahari. Dalam kondisi yang lebih parah bahkan dapat menimbulkan stretchmark, kanker darah dan kanker ginjal.Â