Lancelot terdiam. Mereka berdua lalu membisu. Saat itulah sudut mata Lancelot menangkap kehadiran Arabel. Lancelot seketika menegakkan tubuhnya.
    Stella melihat perubahan pada diri Lancelot. Gadis itu ikut menoleh. Mereka melihat Arabel membuang sesuatu ke sungai Thames.
    Lancelot mengerutkan alis. Gadis cantik itu? Buang sampah sembarangan di sungai? What the he ...
    Arabel lalu melangkah. Menuju ke tempat Lancelot dan Stella. Sambil berjalan, terpancarlah segala pesonanya yang memabukkan.
    Stella memandang takjub. Dalam penglihatannya, gadis bertopi lebar dan bergaun putih itu begitu cantik. Bahkan lebih cantik dari Katharine Hepburn.
    Mulut Lancelot terkunci. Ingin berkata sesuatu namun tak bisa.
    Beradu pandang tak sengaja, Arabel pun mengangguk ramah. Lancelot membalas dengan anggukan pula. Menatap lekat - lekat mata Arabel. Mengharap sesuatu yang lebih. Tapi Arabel hanya menaikkan sedikit alisnya. Membuat wajahnya yang sudah cantik terlihat makin menawan. Itu saja. Kedua mata Arabel sendiri menunjukkan ketidakpahaman.
    Tiba - tiba perasaan tak enak menyusup di hati Lancelot.
    Arabel pun berlalu. Lancelot menatap dengan sayu dari belakang. Meski samar ia mengerti apa yang terjadi. Gadis itu sudah lupa. Arabel tak mengenali Lancelot lagi. Padahal mereka pernah bertemu. Sungguh sedih.
    Lancelot dan Stella menatap punggung Arabel. Tubuhnya makin menjauh. Seperti lazimnya gadis cantik dimanapun, ia tak tersentuh. Angkuh.
    Di bawah jembatan sebuah botol terapung - apung di sungai. Perlu keahlian melemparkannya dari ketinggian hingga tak pecah. Di dalamnya terlipat surat yang barusan ditulis Arabel.