"Aku berhasil memerankan Rapunzel, Imogen, ataupun Cleopatra, tapi gagal memerankan diri sendiri. Dalam hidup, aku pemain sandiwara yang buruk. Itulah diriku."
--------------------------Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â ------------------------
    Di kediaman Arabel.
    Para polisi masih mencari keberadaan gadis Jerman tersebut. Mereka telah menjelajah lantai bawah namun kosong. Kini para polisi itu hendak mencari ke lantai atas.
    Dua polisi terdepan sudah naik dan kini hampir mencapai ujung anak tangga. Mereka maju dengan hati yang terus berdebar - debar.
    Polisi pertama akhirnya berhasil menjejak lantai atas dengan selamat. Ia pun bernapas dengan lega. Pandangannya menyapu ke seluruh penjuru ruang. Tak ada apapun yang mencurigakan. Ia pun membalikkan badan, memberi kode pada para polisi di bawah. Menyampaikan pada mereka bahwa situasi aman.
    Namun saat polisi itu membalikkan badan kembali, senyumnya seketika lenyap. Wajahnya kini jadi sepucat mayat. Pistolnya terlepas dari genggaman.
    Arabel, entah darimana datangnya, sudah berdiri di depannya. Gadis itu berdiri tegak tanpa berkata apa - apa. Ia menatap polisi dihadapannya dengan wajah sedih.
    Polisi kedua yang baru menginjakkan kaki di lantai atas, kaget bukan kepalang. Tak menduga akan melihat Arabel sudah berdiri di depan rekannya begitu saja.
    Polisi kedua pun hilang keseimbangan dan jatuh terjengkang. Tubuhnya bergulingan sepanjang anak tangga dan membuat para polisi lain terperanjat. Serentak mereka menghambur menaiki anak tangga menuju lantai atas.
    Dan apa yang terjadi selanjutnya adalah kehebohan.
    Dalam kegentingan memuncak, para polisi menyebar untuk mengepung Arabel. Saat - saat tersebut begitu rawan karena Arabel dapat menembak setiap saat. Namun gadis itu tak melakukannya. Ia tetap bersedekap, seperti menunggu saja.
    Arabel telah menanggalkan jubah hitamnya, tinggal mengenakan kemeja biru tua lengan panjang serta celana panjang berwarna gelap. Benar - benar dandanan maskulin. Noda darah akibat luka tembak membasahi pinggiran perutnya. Gadis itu terlihat kepayahan namun tetap tenang.
    "Jangan bergerak, nona!" Perintah detektif Morgan saat anak buahnya sudah mengepung.
    Meski dalam suasana tegang para polisi tetap terhanyut kecantikannya. Pakaian maskulin tak mengurangi, justru menambah daya tarik Arabel. Samar detektif Morgan dapat mencium bau parfum gadis itu dari kejauhan. Sebuah parfum wanita mahal dari Italia. Morgan tak akan lupa sebab istrinya pernah merengek minta dibelikan barang tersebut. Diam - diam Morgan merasa janggal. Gadis di depannya menyamar sebagai pria namun memakai parfum wanita. Sungguh ceroboh.
    "Sudah, aku menyerah ...," Arabel mengangkat sebelah tangannya, menyuruh para polisi kalem, lalu pelan - pelan kedua tangannya ke belakang, mengambil dua pistol dari balik pinggang.
    Detektif Morgan berdebar - debar. Para polisi meneteskan keringat dingin. Tegang.
    "Aku pernah memerankan Rapunzel, Imogen, ataupun Cleopatra, dan itu tidak sulit ...," Arabel meletakkan kedua pistol ke lantai lalu mendorongnya ke arah polisi, "tapi aku gagal memerankan diriku sendiri sebagai agen Abwehr."
    "Kenapa menyerah? Apa yang sebetulnya kaurencanakan?" Detektif Morgan bertanya.
    Arabel menggeleng, "tidak ada. Hanya saja jika aku berperan lebih lama, entah berapa orang lagi yang harus kucelakai. Ini peran yang sulit. Detektif, aku minta tolong ... bantulah aku 'turun dari panggung' sekarang juga ...." Arabel menundukkan wajahnya. Pasrah untuk ditangkap.
    "Tapi kenapa?" Morgan tak habis pikir, "jika kau tak tega mencelakai orang, kenapa bergabung dengan Abwehr?"
    Arabel menampakkan senyum berduka. "Detektif ... namaku adalah Arabel. Anda tahu artinya?"
    Detektif Morgan menggeleng.
    "Nama itu berarti pahlawan rajawali (rajawali : lambang negara Jerman) .... tapi berarti juga orang religius. Anda kini paham? Betapa sulitnya posisiku dalam perang ini."
    Detektif Morgan terdiam. Ia lalu mendekat ke hadapan Arabel. Hendak dipasangnya borgol pada kedua tangan langsing milik gadis itu. Morgan nyaris tak percaya tangan sekecil itu mampu menembaki anak buahnya hingga bergelimpangan.
    "Salah satu instrukturku di Abwehr mantan anggota pasukan payung," ujar Arabel seakan tahu pikiran Morgan, "pelatihan menembak yang diajarkannya sangatlah efisien."
    Detektif Morgan mengangguk, "baiklah, nona. Karena ini menyangkut Abwehr aku akan menyerahkanmu ke dinas intelijen kami, MI5. Masalah ini bukan wewenang kepolisian lagi ..."
    Dor!
    Mata semua orang di tempat itu seketika terbelalak. Arabel, detektif Morgan, dan para polisi. Ada apa? Siapa yang menembak?
    Arabel tiba - tiba memeluk detektif Morgan. Dekapannya sangat erat. Para polisi terkejut. Morgan sendiri tentu saja kaget. Untung istrinya tidak melihat. Apa Arabel ketakutan mendengar bunyi tembakan dan memeluknya? Namun perlahan pelukan Arabel longsor, melorot ke bawah. Rupanya gadis itu tertembak.
    "Nona .... !" Detektif Morgan berusaha membaringkan Arabel ke lantai. Sepertinya ada orang yang berniat membunuhnya.
    Saat itulah para polisi melihat sebuah bayangan di jendela. Kelihatannya dia adalah si penembak gelap. Segera saja mereka mengejar orang itu. Arabel mencengkeram lengan detektif Morgan. Darah mengalir dari luka tembaknya yang baru. Gadis itu mengatakan beberapa patah kata dalam bahasa Jerman yang tak dipahami artinya, lalu menyerahkan sesuatu dari saku.
    Sebuah surat.
       Arabel sangat berharap. Mungkin ini kesempatan terakhirnya membantu Lancelot.
***
    William memacu mobilnya seperti kesetanan.
    Ia berhasil melarikan diri dari kejaran para polisi. Dialah orang yang telah menembak Arabel. Sesungguhnya hal tadi tidak direncanakan masak - masak. Kebetulan William datang ke rumah Arabel dan melihat situasi sedang kacau. Gadis itu tengah dikepung sekelompok polisi bersenjata lengkap.
    Lebih kaget lagi saat dilihatnya Arabel kemudian menyerahkan diri begitu saja. Hal itu jelas tak boleh dibiarkan. Maka tangan kanan Lord Cavanaugh itu pun bertindak. Mencabut pistol dan menembak Arabel. Membunuhnya.
    Rahasia Lord Cavanaugh tak boleh terungkap. Bila Arabel buka mulut pada MI5 bahwa Lord Cavanaugh bekerjasama dengan Jerman, maka tamatlah. Karir politik bahkan kehidupan majikannya tersebut hampir pasti akan hancur.
    William kini menyesalkan tindakan Cavanaugh membuat perjanjian rahasia dengan Arabel. Majikannya terlalu panik melihat London dibom dan akhirnya berbalik kesetiaan. Memilih bergabung dengan Jerman. Tapi nyatanya Arabel tak bisa dipercaya. Gadis Jerman itu benar - benar sukar ditebak.
***
    Lancelot masih kesulitan menundukkan Antony.
    Pandai sekali Antony dalam bertahan. Tembakan - tembakan Lancelot selalu mengenai ruang kosong. Ia seperti sedang dipermainkan. Belum pernah Lancelot menjalani dogfight hingga makan waktu seperti ini.
    Untuk kesekian kali Lancelot kembali menyerang. Ia memancing musuhnya dengan terbang membelakangi. Semua pilot tentu paham bahwa posisi tempur paling ideal adalah berada di belakang lawan sambil menembak. Antony jelas tak menyia - nyiakan kesempatan ini.
    Dan masuklah Antony ke dalam perangkap Lancelot. V5 yang dikemudikannya menghampiri pesawat Lancelot dari belakang. Begitu hidung V5 cukup dekat, Lancelot seketika melakukan pitch 180 derajat sambil menembak. Pesawatnya kini berbalik dan berhadapan dengan muka lawan.
    Manuver yang dipraktekkannya adalah bunuh diri bagi pilot tak terlatih. Terlambat menukik setelah melakukan pitch tentu bertabrakan dengan musuh. Beruntung Lancelot adalah veteran pilot akrobatik.
    Namun alangkah terkejutnya Lancelot. Antony tiba - tiba saja sudah menghilang. Tembakan Lancelot barusan hanya mengenai ruang kosong. Rupanya lawan telah mendahuluinya menukik.
    Kewaspadaan Antony sangat tinggi. Ia sudah memperkirakan musuh akan menyerang demikian. Kampiun akrobatik seperti Lancelot tak akan gentar menggunakan manuver maut tadi demi melumpuhkan lawan. Prediksi Antony tersebut akhirnya terbukti benar.
    Semua serangan Lancelot kini betul - betul tak berarti. Rasa putus asa menghentak kuat. Tak ada lagi niat Lancelot untuk menyerang. Ia harus mendinginkan kepala.
    Antony sendiri tampak berputar - putar seperti hiu yang mengelilingi mangsa. Sikapnya membuat Lancelot waspada. Mungkinkah musuh akan ganti menyerang?
    Dan kecemasan Lancelot terbukti benar. Melesat bagai anak panah, Antony mengarahkan pesawatnya pada Lancelot. Pemandangan itu membuat Lancelot terpaku. Tangannya tak kunjung bergerak memutar kemudi.
    Daripada dikatakan menyerang, Antony lebih tepat dikatakan menubruk. Kini hidung pesawatnya sudah amat dekat dengan pesawat Lancelot. Kedua ace tersebut dapat saling bertatap muka dengan jelas.
    Rentetan senapan mesin terdengar.
    Pesawat Hurricane Lancelot terjungkal. Tembakan Antony tepat mengenai mesinnya. Mesin Lancelot kini mengeluarkan asap tebal. Baling - baling pesawat pun terkena imbasnya. Berputar lambat hingga akhirnya macet.
    Dengan segera Lancelot melihat dunia terjungkir. Awan - awan tampak bergerak cepat memusingkan kepala. Pesawat Lancelot mengalami stall. Berputar tak terkendali.
***
    Hari itu tanggal 15 September 1940.
    Sebuah hari bersejarah yang akan selalu dikenang rakyat Inggris. Mereka mengenalnya sebagai Battle of Britain Day. Hari dimana terjadi pertempuran besar - besaran di langit London, Inggris melawan Nazi Jerman. Kemenangan gemilang berhasil diperoleh pihak Inggris.
    Sejak hari itu tak pernah lagi Hitler berkesempatan menduduki negara tersebut. Luftwaffe telah menderita kerugian terlalu banyak. Operasi Rajawali, serangan udara berskala besar, kini resmi dihentikan pihak Jerman.
    Sebagian armada Luftwaffe yang tersisa di Perancis segera dipulangkan ke tanah air. Kapal - kapal transpor Kriegsmarine yang telah terkumpul, disebar kembali ke berbagai wilayah jajahan Nazi. Pasukan Wehrmacht yang telah dimobilisasi, dipulangkan ke daerah masing - masing.
    Meski demikian telah banyak pilot Inggris tewas dalam Battle of Britain.
    Mereka gugur sebagai kusuma bangsa
Surat kabar Daily Herald, edisi 16 September 1940 :
Terjemahan bebas : 175 Pesawat Nazi Ditembak Jatuh,
RAF Berjaya dalam Pertempuran Udara Terbesar di Perang Ini
*Sumber gambar : battleofbritain1940.net
Bersambung
(Kisah ini ditayangkan tiap senin - rabu)
Maaf, cerbung ini gagal ditamatkan pekan ini. Pekan depan saja ya ...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI