Hormatku untukmu.
    Arabel.
    Lancelot seketika bangkit. Sambil menggenggam surat itu ia berlari keluar. Pikirannya penuh dengan gejolak. Hatinya berkecamuk.
    Lancelot berlari seperti kesetanan. Tujuannya hanya satu. Menuju sebuah lapangan tak jauh dari sini. Isi surat itu benar - benar telah membuatnya kacau.
    .... Cavanaugh-lah yang menfitnah ayahmu, Jonathan Green, agar dituduh sebagai mata - mata Jerman. Ia juga mengincar nyawamu. Kelak bila Jerman berhasil menduduki Inggris, Cavanaugh ingin Gestapo menyingkirkanmu supaya bisa menguasai tanah milikmu di Derbyshire. Karena itu Cavanaugh diam - diam bekerjasama dengan kami. Ia berkhianat, memilih setia pada Jerman karena yakin Inggris akan kalah ...
    Brak! Lancelot membuka pintu, menyeruak keluar, dan terus berlari.
***
    Pidato Winston Churcill masih terdengar di radio - radio maupun pengeras suara. Para penduduk Inggris, termasuk di London, masih menyimak dengan seksama. Namun di suatu bagian kota itu, kekhidmatan tersebut terganggu oleh suara derum pesawat di langit.
    Para penduduk mendongak. Mereka pun terperanjat. Itu pesawat pembom-tukik Jerman. Stuka!
    Di dalam kokpit, Lancelot mengemudikan pesawat tersebut dengan berdebar. Stuka itu baru saja dicurinya dari lapangan. Lancelot memang sejak awal mengincarnya. Pesawat itu merupakan barang sitaan dari pilot Jerman.
    Maafkan aku Stella!