Pidato Winston Churcill disiarkan langsung oleh radio BBC. Seluruh rakyat Inggris mendengarkan dengan khidmat. Namun di saat itulah Lancelot justru membuat ulah.
-------------------Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â -------------------
    Lancelot duduk termenung sendirian.
    Ia mengingat kembali saat - saat terakhir pertempurannya melawan Antony. Tembakan Antony tepat mengenai mesin pesawatnya hingga rusak. Ace Jerman itu berhasil menamatkan perlawanan Lancelot.
    Namun Antony melupakan satu hal penting. Agar tembakannya jitu, Antony selalu mendekatkan diri ke arah musuh. Namun dengan cara itu pula musuh punya kesempatan besar menembak jitu dirinya. Mungkin selama ini lawan - lawan Antony tak bisa memanfaatkan kesempatan itu. Tapi Lancelot bisa. Cukup dengan melakukan sedikit pitch, tertembaklah pesawat Antony.
    Lancelot dan Antony telah menembak berbarengan. Pesawat keduanya sama - sama rusak. Tak ada lagi yang bisa melanjutkan pertempuran. Lancelot melihat pesawat Antony terbang ke arah selat Channel, mencoba kembali ke Perancis. Sementara pesawat Lancelot akhirnya mendarat darurat di pantai.
***
    Operasi Rajawali Jerman telah dihentikan.
    Rencana Hitler untuk menduduki kepulauan Inggris sementara ini sedang disusun ulang. Hal tersebut diketahui secara pasti oleh pihak pemerintah lewat intelijennya. Kini rakyat Inggris bisa bersorak. Hari - hari penuh penderitaan telah berlalu. Meski Jerman sewaktu - waktu bisa kembali, rakyat Inggris cukup berbahagia dengan kemenangan mereka saat ini.
    Pagi ini perdana menteri Winston Churcill berpidato di depan umum. Pidato itu disiarkan secara luas oleh radio BBC London. Rakyat di seluruh penjuru negeri mendengarkan dengan seksama. Di beberapa titik jalan, siaran tersebut disalurkan ke pengeras suara.
    Churcill menyampaikan rasa terima kasihnya atas ketabahan semua orang dalam Battle of Britain. Terutama ia memuji keberanian para pilot RAF. Merekalah ujung tombak perlawanan Inggris atas invasi Jerman. Merekalah para knight kerajaan yang bertempur di udara.
    Lancelot turut mendengar pidato Churcill dari sebuah kamar. Sesungguhnya ia juga termasuk ksatria tersebut. Bahkan perannya dalam pertempuran 15 September tidaklah kecil. Akibat penghadangan udara yang dilakukannya, sempat tertundalah serangan maut armada Jerman atas London. Meski hanya sebentar, penundaan tersebut memberi lebih banyak waktu bagi pilot - pilot RAF untuk bersiap.
    Namun Lancelot tak peduli akan jasanya itu. Tidak sama - sekali. Ia datang ke London bukan untuk jadi pahlawan. Lancelot memang berhasil melindungi penduduk London. Namun ia justru kehilangan gadis yang disayanginya. Stella sudah meninggal.
    Lancelot berulang kali menggelengkan kepala. Rasanya masih tak percaya. Padahal Lancelot kembali ke London untuknya juga. Padahal Stella selalu menasehati Lancelot supaya kembali ke jalan yang benar. Namun di saat seperti ini, saat semua keberhasilan telah dicapai, Stella justru telah pergi. Tidak ikut merayakan kemenangan bersamanya.
    Mana nasehat - nasehat sok bijakmu itu?
    Lancelot mengatupkan bibirnya kuat - kuat. Menahan kesedihan.
    Kaulah gadis tercantik di London. Kaulah yang berhasil menyadarkanku untuk melupakan dendam. Aku akan selalu mengenangmu. Tapi ....
    Lancelot lalu membungkuk, mengambil selembar surat yang jatuh ke lantai. Ditatapnya surat tersebut lama sekali. Lancelot sudah membaca isinya. Surat itu membuat giginya bergemeretak. Membuat hatinya goyah kembali. Terbayang isi surat itu untuk kesekian kali di benak Lancelot.
    Kepada tuan Lancelot Green.
    Tak banyak waktu lagi yang kupunyai. Aku harus menulis surat ini untukmu. Tak perlu kautanyakan alasannya. Aku hanya ingin membantumu. Ini tentang seorang anggota parlemen bernama Lord Cavanaugh. Orang itu
    ............................
    ............................
     Hormatku untukmu.
    Arabel.
    Lancelot seketika bangkit. Sambil menggenggam surat itu ia berlari keluar. Pikirannya penuh dengan gejolak. Hatinya berkecamuk.
    Lancelot berlari seperti kesetanan. Tujuannya hanya satu. Menuju sebuah lapangan tak jauh dari sini. Isi surat itu benar - benar telah membuatnya kacau.
    .... Cavanaugh-lah yang menfitnah ayahmu, Jonathan Green, agar dituduh sebagai mata - mata Jerman. Ia juga mengincar nyawamu. Kelak bila Jerman berhasil menduduki Inggris, Cavanaugh ingin Gestapo menyingkirkanmu supaya bisa menguasai tanah milikmu di Derbyshire. Karena itu Cavanaugh diam - diam bekerjasama dengan kami. Ia berkhianat, memilih setia pada Jerman karena yakin Inggris akan kalah ...
    Brak! Lancelot membuka pintu, menyeruak keluar, dan terus berlari.
***
    Pidato Winston Churcill masih terdengar di radio - radio maupun pengeras suara. Para penduduk Inggris, termasuk di London, masih menyimak dengan seksama. Namun di suatu bagian kota itu, kekhidmatan tersebut terganggu oleh suara derum pesawat di langit.
    Para penduduk mendongak. Mereka pun terperanjat. Itu pesawat pembom-tukik Jerman. Stuka!
    Di dalam kokpit, Lancelot mengemudikan pesawat tersebut dengan berdebar. Stuka itu baru saja dicurinya dari lapangan. Lancelot memang sejak awal mengincarnya. Pesawat itu merupakan barang sitaan dari pilot Jerman.
    Maafkan aku Stella!
    Peluh bercucuran di wajah Lancelot. Pikirannya sudah tak lagi waras. Sebuah rencana sarat emosi terbayang dibenaknya. Terbang ke kediaman Cavanaugh dan menjatuhkan bom. Dendam harus dilunaskan. Sudah lama Lancelot penasaran siapa orang yang memfitnah ayahnya. Dan kini jati diri orang itu sudah terbongkar!
    Maafkan aku Stella ... maafkan aku!
    Kalimat itu berkali - kali tergumam di hati Lancelot. Namun semakin lama diucapkan, semakin timbul perasaan bahwa Stella tak akan memaafkannya. Gadis itu sudah membimbingnya untuk melupakan dendam. Dan ia telah berhasil. Namun Lancelot justru terperosok kembali ke jurang itu.
    Surat tersebut telah membangkitkan setan yang terkubur.
    Pesawat Stuka makin mendekati kediaman Cavanaugh. Pikiran dan hati Lancelot pun semakin ngelantur. Segala memorinya bersama Stella muncul bagaikan film yang diputar dalam otak. Gumpalan awan kini seakan membentuk wajah Stella. Gadis itu tersedu.
    Stella sedih melihatku?
    Lancelot mengusap matanya yang basah. Tidak. Ia tidak boleh ragu. Sudah jelas itu hanya khayalan saja. Ia harus secepatnya sampai di rumah Cavanaugh. Ini demi keluarganya. Demi ayahnya. Mereka tentu puas bila durjana itu menerima hukuman!
    "Jangan lakukan itu!"
    Bayangan Stella seolah memohon padanya. Lancelot memegangi kepalanya yang pening. Khayalan laknat itu kini makin menjadi.
    Pesawat Stuka Lancelot mulai oleng. Kestabilannya terganggu karena pikiran Lancelot goyah. Tanpa disadarinya, sejumlah pesawat tengah mengejar dari belakang. Pesawat - pesawat itu adalah pemburu RAF yang baru saja mengudara. Mereka kaget ada pesawat Jerman yang menerobos masuk.
    Dasar nekat, berani sekali menyerang sendirian. Padahal Operasi Rajawali sudah dihentikan. Pemburu - pemburu RAF itu segera melepaskan tembakan. Mengenai sayap kanan dan kiri pesawat Lancelot. Membuatnya terguncang keras. Namun Lancelot masih mampu menjaga keseimbangan terbang.
    Di bawah sana kediaman Lord Cavanaugh sudah terlihat. Lancelot harus menukikkan pesawatnya ke tempat tersebut. Itulah target serangannya. Stuka adalah pesawat bertipe pembom-tukik. Cara kerjanya, pesawat menukik menuju sasaran di bawah hingga sedekat mungkin, kemudian menjatuhkan bom.
    "Dia mulai menukik!" Salah satu pilot RAF berteriak. Seruan itu langsung menyadarkan rekan - rekannya. Mereka harus menembak jatuh pesawat Lancelot sebelum bom dijatuhkannya. Tembakan - tembakan dari para pilot RAF kini semakin gencar.
    Akankah Penembak Cepat Inggris tewas disini? Sungguh ironis. Terbunuh di tangan rekan - rekannya sendiri. Bukan gugur melawan Nazi Jerman.
    Lancelot terus mengawasi sasaran di bawahnya tanpa berkedip. Pesawatnya telah menukik tajam. Jemarinya sudah bersiap menekan tombol pelepas bom. Butuh kecakapan bagi pilot pesawat non-bomber seperti dirinya untuk mengemudikan pesawat ini.
    "Dia belum juga jatuh!" Para pilot RAF terus menembaki Lancelot. Mereka panik karena Stuka itu makin dekat ke sasaran. Ratusan peluru beterbangan dari senapan pesawat - pesawat RAF, mengoyak badan Stuka sehebat - hebatnya. Namun belum juga Lancelot tunduk.
    Di dalam Stuka Lancelot melirik alat pengukur ketinggian. 900 meter ... 800 meter .... 700 meter ... ketinggian pesawatnya terus menurun. Di ketinggian 450 meter nanti bom bisa dijatuhkan. Mesin Stuka meraung keras seiring makin dekatnya pesawat ke sasaran. Kehilangan ketinggian begitu cepat menyebabkan kepala Lancelot pusing.
    "Jangan lakukan ... !"
    Bayangan Stella berputar - putar di pelupuk mata. Lancelot memegangi kepalanya sambil berteriak. Segalanya terjadi begitu buyar dan menyiksa. Suara tembakan dari pilot - pilot RAF terus membahana.
    Dan kini ketinggian 450 meter!
    Tangan Lancelot secepat kilat bergerak.
(Bersambung ke episode terakhir, besok)
Satu - satunya alasan saya memilih Inggris sebagai setting cerbung ini adalah Battle of Britain. Banyak pertempuan lain yang lebih dahsyat dalam Perang Dunia II, namun tak ada rasanya yang sedramatis peristiwa itu. Belum pernah terjadi sebelumnya, nasib sebuah negara hanya tergantung  pada segelintir orang (para pilot).
Ini seperti mempertandingkan dua kesebelasan sepakbola, Inggris melawan Jerman, namun dengan taruhan negara. Bila kesebelasan Inggris kalah, negara mereka harus diserahkan pada Jerman.
Dapat dibayangkan bagaimana perasaan rakyat Inggris saat kesebelasan mereka berhasil menang. Kesebelas pemain bola itu pun menjadi legenda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H