Mohon tunggu...
LumbaLumba
LumbaLumba Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Mencoba berbagi kisah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Gadis Tercantik di London (Perang Eropa)-31

29 April 2014   14:26 Diperbarui: 29 Januari 2024   07:31 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

        Sungguh bodoh, kesempatan emas dibuang sia - sia begitu saja. Pada akhirnya hanya karir hancur, kebencian orang, serta penjara yang didapatkannya.

        Lancelot membenamkan wajahnya dalam - dalam. Semua telah berakhir dengan buruk. Sekarang hanya tinggal menunggu nasib. Apa yang akan terjadi selanjutnya terserah saja. Petualangannya sudah selesai. Lancelot seperti melihat Lord Cavanaugh menertawakan dirinya. Menertawakan kisah hidupnya yang apes. Sepanjang hidup dirinya selalu jadi pihak yang kalah.

        Cavanaugh begitu berpengaruh di Inggris. Begitu harum namanya hingga tak seorang pun percaya saat Lancelot menunjukkan bukti surat dari Arabel. Segala perbuatan jahat Cavanaugh yang terbeber dalam surat hanya dianggap bualan. Lagipula Arabel adalah mata - mata Jerman. Pemerintah Inggris tak bisa memercayai kesaksian gadis itu begitu saja.

                                                                                                                           ***

        Lancelot benar - benar diisolir oleh pihak Polisi Militer. Tak seorang pun boleh menemuinya. Perkembangan dunia luar juga tak diketahuinya. Hari - hari dilalui Lancelot dengan penuh kesepian. Tak seorang pun menjenguk atau bersimpati padanya.

        Suatu pagi terjadi kehebohan besar di luar penjara. Lancelot tak tahu apa yang terjadi. Sepertinya ada kerumunan massa yang datang dan memaksa masuk. Pihak Polisi Militer dibuat kewalahan oleh mereka. Makin lama keributan itu makin seru. Massa yang datang tampaknya makin banyak. Pengawasan atas para tahanan pun melonggar.

        Lancelot mulai merasa was - was. Sepertinya akan terjadi sesuatu yang buruk di tempat ini. Dugaannya terbukti benar ketika terjadi adu jotos antar tahanan. Entah siapa yang memulai, perkelahian massal dalam penjara mendadak pecah. Para penjaga berusaha melerai namun kewalahan. Lancelot tak mau turut campur. Ia menepi dan berusaha menghindar. Saat itulah seseorang mengajaknya menjauh.

        "Ayo pergi. Bisa celaka kita. Semua orang sudah sinting!" Orang itu berkata.

        Meski ragu Lancelot akhirnya mengikuti orang tersebut. Mereka berhasil lolos dari penglihatan penjaga. Namun orang tersebut tampaknya berlari terlalu jauh. Lancelot mulai curiga. Jangan - jangan orang itu malah mengajaknya kabur dari penjara. Saat itulah seorang penjaga mendadak melihat mereka. Anehnya penjaga itu tak berbuat apa - apa. Ia hanya menatap sambil berdiri.

        Sedetik kemudian Lancelot baru menyadarinya. Ada seseorang yang tengah menodongkan senapan Tommy pada penjaga itu. Orang itu memakai penutup wajah. Secara samar kawan Lancelot mengedipkan mata pada pria bersenapan.

        Mendadak dua orang menyergap Lancelot dari belakang. Kepala Lancelot ditutupi dengan kantong hitam. Mulutnya dibekap, kedua tangannya pun diikat. Lancelot berusaha melawan namun tak mampu. Dua orang yang meringkusnya begitu cepat bertindak. Mereka adalah rekan dari pria yang menodongkan senapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun