Mengutip dari pernyataan Eric Bischoff, mantan CEO WCW yang pernah menjadi rival WWE, untuk mengisi acara TEDxNaperville, bahwa "professional wrestling and news, are the two most enduring form of content that there are..., that they're far more similar than you think....and when it comes to the audience, it does'nt really matter if they love a wrestler or hate them, as long they feel passionately one way or the other, bussiness would be good".
Dan selama konten tersebut mampu mempengaruhi cara berpikir yang dilandasi secara emosional, bisnis akan bagus, atau yang dimaksud adalah orang orang pun akan tetap menonton dengan tipe konten seperti itu, dan konten tersebut mampu menghasilkan suatu tren di lingkungan sosial juga.
Tapi memang salah satu tujuan media berita ialah membuat suatu kesadaran terhadap suatu tren di khalayak umum, jika memang memiliki kemiripan dengan arus media berita sekarang ini, hal apa yang dimiliki dari industri pro wrestling yang mampu mempengaruhi khalayak terhadap suatu tren ? Sebenarnya hampir sama namun beda mediumnya.
Media berita biasanya menggunakan hashtag sebagai mediumnya untuk menyebarkan atau membuat viral suatu tren untuk mempengaruhi khalayak supaya bisa mengikuti tren tersebut dengan mudah.
Sedangkan pro wrestling menggunakan catchphrase, body pose/gesture dan merchendise sebagai alatnya untuk memviralkan, mempopulerkan, bahkan membuat seorang pegulat atau suatu promotornya menjadi tren terbaru karena gimmick-nya dan promosinya.
Pro wrestling adalah percampuran olahraga dan seni yang sangat kompleks, mulai dari gerakan kuncian, gimmick, bahkan promosinya yang sangat megah dan memukau mampu mempengaruhi khalayak umum secara emosional, yaitu para penonton bisa merasakan hiburan yang diperlihatkan dengan sensasi menakjubkan dan susah untuk dijelaskan dengan kata-kata.
Pernyataan "wrestling is fake" memang seakan menjadi tumbal industri ini, tapi kalau dilihat dari sejarah dan budayanya, memang pro wrestling pada awalnya hanya sebagai hiburan.
Hal yang membuat pro wrestling bertahan sampai sekarang adalah seni pro wrestling itu sendiri, di mana para pegulat berusaha menyempurnakan kuncian atau bantingannya, dan juga gimmick-nya.
Sedangkan dari promotornya membuat suatu promo dengan cara menyiapkan secara matang, mulai dari kembang api, pengaturan lampu, laser, dan perlengakapan lainnya--jika dimintai oleh salah satu pegulat dan tentunya "script" yang menarik--agar acara utamanya sangat megah dan para penonton merasa takjub, bahkan bisa meniru cacthphrase, body gesture/pose atau membeli merchendise yang sesuai dengan pegulat yang diidolakan.
Referensi dan Sumber : 1; 2; 3; 4; 5;Â 6; 7; 8; 9; 10; 11; 12