Mohon tunggu...
Luqman Aryowidi
Luqman Aryowidi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Just a passionate geek

Video Game, Comics, Movie, Football and Pro Wrestling Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Professional Wrestling adalah "Seni"

7 Januari 2020   12:31 Diperbarui: 7 Januari 2020   20:52 2728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eric Bischoff, mantan pemilik WCW yang pada masanya menjadi rival terbesar WWF atau sekarang dikenal sebagai WWE. Sumber gambar: youtube.com/Tedxtalk

Mengutip dari pernyataan Eric Bischoff, mantan CEO WCW yang pernah menjadi rival WWE, untuk mengisi acara TEDxNaperville, bahwa "professional wrestling and news, are the two most enduring form of content that there are..., that they're far more similar than you think....and when it comes to the audience, it does'nt really matter if they love a wrestler or hate them, as long they feel passionately one way or the other, bussiness would be good".

Eric Bischoff, mantan pemilik WCW yang pada masanya menjadi rival terbesar WWF atau sekarang dikenal sebagai WWE. Sumber gambar: youtube.com/Tedxtalk
Eric Bischoff, mantan pemilik WCW yang pada masanya menjadi rival terbesar WWF atau sekarang dikenal sebagai WWE. Sumber gambar: youtube.com/Tedxtalk
Maksud Eric Bischoff berkata seperti itu karena pro wrestling dan arus media berita sekarang ini, mempunyai formula atau pendekatan yang sangat mirip, yaitu memberikan konten untuk khalayak umum yang mampu mempengaruhi cara berpikir khalayak umum atau dalam hal ini pembaca atau penonton, yang berlandaskan dari segi emosional.

Dan selama konten tersebut mampu mempengaruhi cara berpikir yang dilandasi secara emosional, bisnis akan bagus, atau yang dimaksud adalah orang orang pun akan tetap menonton dengan tipe konten seperti itu, dan konten tersebut mampu menghasilkan suatu tren di lingkungan sosial juga.

Tapi memang salah satu tujuan media berita ialah membuat suatu kesadaran terhadap suatu tren di khalayak umum, jika memang memiliki kemiripan dengan arus media berita sekarang ini, hal apa yang dimiliki dari industri pro wrestling yang mampu mempengaruhi khalayak terhadap suatu tren ? Sebenarnya hampir sama namun beda mediumnya.

Media berita biasanya menggunakan hashtag sebagai mediumnya untuk menyebarkan atau membuat viral suatu tren untuk mempengaruhi khalayak supaya bisa mengikuti tren tersebut dengan mudah.

Sedangkan pro wrestling menggunakan catchphrase, body pose/gesture dan merchendise sebagai alatnya untuk memviralkan, mempopulerkan, bahkan membuat seorang pegulat atau suatu promotornya menjadi tren terbaru karena gimmick-nya dan promosinya.

Pro wrestling adalah percampuran olahraga dan seni yang sangat kompleks, mulai dari gerakan kuncian, gimmick, bahkan promosinya yang sangat megah dan memukau mampu mempengaruhi khalayak umum secara emosional, yaitu para penonton bisa merasakan hiburan yang diperlihatkan dengan sensasi menakjubkan dan susah untuk dijelaskan dengan kata-kata.

Pernyataan "wrestling is fake" memang seakan menjadi tumbal industri ini, tapi kalau dilihat dari sejarah dan budayanya, memang pro wrestling pada awalnya hanya sebagai hiburan.

Hal yang membuat pro wrestling bertahan sampai sekarang adalah seni pro wrestling itu sendiri, di mana para pegulat berusaha menyempurnakan kuncian atau bantingannya, dan juga gimmick-nya.

Sedangkan dari promotornya membuat suatu promo dengan cara menyiapkan secara matang, mulai dari kembang api, pengaturan lampu, laser, dan perlengakapan lainnya--jika dimintai oleh salah satu pegulat dan tentunya "script" yang menarik--agar acara utamanya sangat megah dan para penonton merasa takjub, bahkan bisa meniru cacthphrase, body gesture/pose atau membeli merchendise yang sesuai dengan pegulat yang diidolakan.

Referensi dan Sumber : 1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 12

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun