“ Aku ada banyak anak – anak pemulung yang harus di perhatikan di kawasan kumuh itu Nak”
Aku kagum! ternyata dibalik ringkih dan malangnya nasib Nek Darmi, dia masih peduli akan nasib sesamanya. Lalu aku, apa yang telah kulakukan?. Bahkan dengan Nek Darmi sendiri aku telah bersikap kejam. Teringat ketika aku membakar kertas – kertas bekas di tong sampah depan rumahku kala itu.
“ Kok malah bengong Nak” senggol Nek Darmi
“ Oh,,iya,,iya Nek”
Tiba – tiba sebuah ide muncul di benakku “ Sebuah rumah milikku dipinggiran Jakarta yang bulan depan akan habis masa sewanya. Aku akan mendirikan rumah kreatif dari kertas kertas bekas itu bersama Nek Darmi dan anak – anak pemulung yang lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI