Mohon tunggu...
Luluul muawanah
Luluul muawanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Matematika, Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Lu'lu'ul Mu'awanah ( Mahasiswa prodi pendidikan matematika, FKIP, Unissula ) TERUSLAH BERKARYA GENERASI MUDA INDONESIA!!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Tentang Psikologi Perkembangan Anak SMP

23 Mei 2022   11:00 Diperbarui: 23 Mei 2022   11:10 7010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

         Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan pada Prodi kami S1 Pendidikan Matematika, yaitu mengenai analisis tentang psikologi perkembangan siswa SMP. Sebelum masuk dalam pembahasan, mari kita mengenal terlebih dahulu tentang "Apa itu Psikologi Perkembangan?".

  • Pengertian Psikologi Perkembangan

Psikologi Perkembangan merupakan cabang dari psikologi. Psikologi (Psychology dari bahasa yunani dari kata "psycho" yang berarti roh, jiwa (daya hidup) dan "logos" berarti ilmu, secara harfiah psikologi berarti "ilmu jiwa".

Psikologi perkembangan ialah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu. Psikologi perkembangan merupakan salah satu bidang kajian psikologi yang di dalamnya melibatkan banyak pihak untuk mempelajari dan juga mengkajinya. Di dalam psikologi perkembangan, kita dapat memahami berbagai perkembangan individu dan dapat mengetahui fase-fase di dalam dunia pendidikan.

Ilmu di dunia pendidikan yang dapat dipelajari di dalam ilmu psikologi tersebut bertujuan untuk menyusun kurikulum, materi, metode, sarana, dan berbagai alat yang sesuai dengan situasi dan kondisi peserta didik atau siswa yang terlibat di dalamnya. Dengan adanya pedoman psikologi perkembangan, maka orang tua juga akan bisa memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pengertian menurut para ahli:

  • Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. Knoers, dan Prof. Dr. Siti Rahayu Haditoro
  • Menurut Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P. Knoers, dan Prof. Dr. Siti Rahayu Haditoro, "Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang mempersoalkan faktor-faktor yang umum yang memengaruhi proses perkembangan yang terjadi dalam diri pribadi seseorang dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan".
  • Encyclopedia International
  • Menurut Encyclopedia Internasional, psikologi yang mempelajari tentang perkembangan merupakan suatu cabang dari psikologi yang mengetengahkan pembahasan tentang perilaku anak yang secara historis, titik berat pembahasannya ada pada penganalisisan elemen-elemen perilaku anak yang dimungkinkan akan menjadi syarat terbentuknya perilaku dewasa yang kompleks.
  • Linda L Daidoff (1991)
  • Psikologi Perkembangan adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangan stuktur jasmani, perilaku, dan fungsi mental manusia yang dimulai sejak  terbentuknya makhluk itu melalui pembuahan hingga menjelang mati.
  • M Lenner (1976)
  • Psikologi perkembangan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup (mempelajari bagaimana proses berpikir pada anakanak, memiliki persamaan dan perbedaan, dan bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembang dari anak-anak, remaja, sampai dewasa.

Kesimpulan :

Psikologi Perkembangan adalah cabang dari psikologi yang mempelajari secara sistematis perkembangan perilaku manusia secara ontogenik, yaitu mempelajari struktur jasmani, perilaku, maupun fungsi mental manusia sepanjang rentang hidupnya (life span) dari masa konsepsi hingga menjelang mati. Hal ini berarti adanya pembatasan yang lebih luas dari pengertian ilmu jiwa keturunan, walaupun bentuk dan polanya ada persamaannya serta dapat dipertukarkan

  • Hakikat  Psikologi Perkembangan

Perkembangan psikologi pada hakikatnya adalah sesuatu yang akan terus terjadi, saling mempengaruhi dan sedikit berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Biasanya perkembangan tersebut mengikuti pola tertentu dan terjadinya pada tempo yang berlainan. Bagi orang tua maupun pendidik sangat penting untuk memperhatikan kondisi perkembangan psikologi siswanya agar bisa membuat pola interaksi dan komunikasi yang tepat. Ingat, anak SMP bukanlah anak SD atau mahasiswa yang bisa Anda sikapi dengan cara-cara kekanak-kanakan atau terlalu membiarkan layaknya orang dewasa, secara psikologis mereka dalam kondisi khusus yang perlu penyikapan khusus juga.

  • Kegunaan psikologi perkembangan.

 

Berikut ini akan dikemukakan kegunaan psikologi perkembangan sebagai berikut:

  • Dengan mempelajari psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip

mengenai tingkah laku manusia.

  • Untuk memahami diri kita sendiri dengan mempelajari psikologi sedikit banyak orang

akan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak,

maupun tingkah laku lainnya.

  • Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat menilai dirinya

sendiri.

  • Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri merupakan bahan yang

sangat penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain.

  • Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai

tingkah laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku seseorang itu

sesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan tingkah laku kita

sendiri.

Pengetahuan Psikiologi Perkembangan, sangat berguna bagi guru, yaitu dengan bekal

psikologi perkembangan:

  • Mereka dapat memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai

dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu.

  • Mereka dapat memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan

tingkat perkembangan pemahaman murid-murid mereka..

  • Karakteristik dan Perkembangan Anak Usia SMP

 

Perkembangan psikologi anak remaja usia SMP ini meliputi beberapa hal, antara lain:

  • Perubahan Fisik
  • Pada usia SMP anak-anak mulai mengalami perkembangan fisik yang cukup jelas, di antaranya adalah terjadinya kondisi yang tidak proporsional antara tinggi dan berat badan. Selain itu, ciri-ciri sekunder dari seksualnya pun mulai terlihat. Sebagai orang tua perlu mendampingi kondisi ini, menjelaskan, memberi pemahaman, mengarahkan dan memberi informasi pengetahuan yang dibutuhkan anak terkait dengan perubahan fisik yang terjadi. Demikian juga di lingkungan sekolah, seorang guru juga harus peka dengan kondisi perkembangan ini. Jika memungkinkan perlu memberi arahan dan pengetahuan kepada siswa agar menjadi sesuatu yang tidak tabu.

  • Kecenderungan Psikologi
  • Pada usia SMP ini, anak-anak akan mengalami masa ambivalensi, yakni kondisi di mana seseorang dalam keinginan antara bergaul atau menyendiri. Pada kondisi ini akan terlihat bagaimana kecenderungan seorang anak mulai mengisolasi diri atau bahkan bergaul dengan lebih terbuka dengan teman-temannya. Tak hanya itu, kecenderungan untuk terlepas dari dominasi dan peran orang tuanya pun mulai terlihat. Anak mulai terlihat ingin bebas dari bantuan orang tua, peran atau hal-hal lain yang melibatkan orang tua mereka. Pada kondisi ini orang tua harus mengambil jarak yang tepat. Bagaimana jarak yang proporsional bisa diciptakan sambil memastikan fitrah dasar dalam diri anak bisa tumbuh dengan baik sehingga menjadi benteng perkembangan diri yang lebih efektif.

  • Kecenderungan Membandingkan Norma
  • Anak usia SMP akan mengalami kecenderungan di mana mereka akan membandingkan antara norma dan etika secara konsep dengan kondisi praktik kenyataan yang dilakukan oleh orang dewasa. Hal ini akan sangat terlihat bagaimana anak mulai menyaksikan dan memberi penilaian terhadap apa yang ada di sekitarnya. Misalnya kepada orang tua, ketika ada hal yang dirasa tidak sejalan dengan konsep dan aturan pemikiran mereka, jangan heran jika akan banyak komplain terhadap hal-hal yang tidak sesuai.

  • Kecenderungan Kondisi Spiritual
  • Tidak semua anak tumbuh dengan bekal fitrah spiritual yang baik dan siap. Pada kondisi anak dengan fitrah yang masih labil soal keimanan, biasanya anak akan mempertanyakan tentang eksistensi Tuhan dalam kehidupan mereka. Sikap mempertanyakan kemurahan Tuhan, kasih sayang Tuhan terhadap mereka, bahkan keadilan sering menjadi pertanyaan dalam diri anak usia ini. Rasa mencari dan ingin tahu yang lebih dalam sehingga membutuhkan arahan dan bimbingan yang tepat. Peran orang tua dan guru sangat menentukan. Sebenarnya jika penanaman fitrah spiritualitas sudah dilakukan sejak usia pra sekolah, pada usia SMP ini justru anak akan semakin matang dengan keyakinan spiritualitas tersebut, tetapi jika belum inilah saat di mana peran orang tua dan guru penting terlibat.

  • Kecenderungan Karir dan Minat
  • Anak usia SMP yang sudah dibentuk sejak dini untuk menentukan kecenderungan terhadap minat dan karir yang akan mereka jalani biasanya akan lebih mudah didorong dan dimotivasi pada usia ini. Namun, tentunya tidak semua remaja memiliki kesempatan mendapatkan bekal tersebut di usia anak. Oleh karena itu, masih banyak juga remaja usia SMP yang belum mengenali kecenderungan dan minatnya. Masih mencoba berbagai hal. Fakta yang terjadi di kehidupan sosial saat ini kebanyakan usia SMP masih jauh dari kematangan dan pengenalan dirinya terhadap minat dan karir. Bahkan hal tersebut berlanjut terus hingga usia menjelang kuliah. Belum ada kematangan sikap, minat hingga bakat yang sudah dikenali. Akhirnya kesuksesan yang diraih pun terlambat, atau bahkan tidak tercapai karena masih bingung menentukan arah hingga masa kuliah.
  • Hasil dan Pembahasan

 

Usia remaja merupakan fase perkembangan yang sangat penting, dimulai dengan kematangan fisik hingga emosi. Perkembangan psikologi anak mengikuti usianya. Perubahan yang terjadi secara progresif dan berkelanjutan terkait psikis dan fisik pada diri seseorang didefinisikan sebagai perkembangan psikologi. Hal ini juga terjadi secara signifikan pada anak usia SMP. Kematangan emosi yang dimiliki seseorang akan dipengaruhi oleh kesehatan mental. Berbagai riset mengenai kesehatan mental menunjukkan maraknya remaja yang mengalami distress emosional hingga masalah perilaku. Beberapa survey nasional dan khusus, serta publikasi diperoleh mengenai situasi kesehatan dan perilaku berisiko remaja Indonesia dalam dekade ini.

Ada beberapa karakteristik pada diri remaja usia SMP yang perlu disikapi dengan bijak agar tidak menimbulkan masalah, antara lain:

  • Emosi yang tidak stabil menyebabkan sering bermasalah dengan orang tua, keluarga atau teman.
  • Merasa canggung dalam pergaulan.
  • Dalam hal gerakan aktivitas kadang merasa kaku.
  • Kadang merasa kekosongan dalam hidup yang disebabkan perubahan pandangan dan pikiran.
  • Jiwa pribadi sering mengalami pertentangan secara internal, hal inilah kemudian yang terbawa dalam interaksi dengan orang lain termasuk orang tua.
  • Seringkali bersikap menantang dan menentang orang tua
  • Adanya hal-hal yang tidak bisa dipenuhi atau diraih dapat menyebabkan rasa gelisah dan sejenisnya.
  • Suka melakukan eksperimen dan eksplorasi.
  • Memiliki kecenderungan untuk berkhayal, melakukan fantasi dan lebih banyak berbicara.
  • Memiliki kecenderungan untuk membentuk kelompok dalam pergaulan.

Perkembangan pada masa remaja memiliki peran penting bagi masa berikutnya. Seiring berjalannya waktu, marak ditemukan perilaku bermasalah (conduct problem) yang dilakukan oleh remaja khususnya siswa SMP. Untuk itu, bagaimana cara mengatasi permasalahan dalam perkembangan siswa SMP tersebut?

Berikut penjelasan dalam suatu riset (Novita, 2017).

 

  • Permasalahan yang sering dihadapi siswa

Berdasarkan hasil analisis data dan kategorisasi, permasalahan yang sering dialami oleh siswa SMP beragam. Permasalahan yang muncul dapat berupa permasalahan eksternal maupun permasalahan internal. Permasalahan eksternal yang sering muncul adalah masalah pertemanan. Siswa SMP sering mengalami masalah pertemanan karena pada saat usia 12-15 tahun individu berada pada tahap usia remaja. Pada usia remaja awal atau early adolescent ditandai oleh terjadinya perubahanperubahan psikologis seperti jiwa yang labil (Batubara, 2010). Selain itu, masa remaja penuh dengan masa transisi yang harus dilaluinya sehingga tercapai identitas diri yang mantap. Transisi dalam emosi yang terjadi pada seorang remaja tampak dengan adanya peningkatan emosi. Remaja sering menunjukkan emosi yang berlebihan (Soetjiningsih, 2007). Disisi lain, ada pula masalah internal maupun eksternal dan masih banyak lainnya.

  • Pihak-pihak yang menyebabkan dalam munculnya masalah

Sebagian besar siswa mengatakan bahwa sering mengalami masalah ketika berada di sekolah, oleh karena itu pihak-pihak yang terlibat dalam munculnya masalah adalah teman. Hal tersebut sesuai dengan teori Papalia (2009) yang menjelaskan bahwa usaha remaja untuk menyesuaikan perubahan tubuh mereka dan tuntutan kedewasaan yang segera muncul disertai dengan periode badai dan stress yang menghasilkan konflik antar generasi. Banyak remaja yang lebih dekat dengan kelompok dan teman sebayanya sehingga ketika remaja tidak mampu menempatkan dirinya dapat memunculkan masalah.

  • Pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan masalah

Permasalahan yang di alami oleh remaja beragam baik secara internal maupun eksternal. Dalam menyelesaikan masalahnya, sebagian besar remaja akan meminta bantuan kepada orang lain. Beberapa siswa cenderung menyelesaikan masalahnya melalui bantuan teman. Santrock (2004) dalam bukunya menjelaskan bahwa pada usia remaja terjadi perubahan emosional dari kanak-kanak yang masih ingin dengan orang tua menuju dewasa yang ingin melepaskan diri dari orang tua atau mandiri.

  • Cara mengatasi masalah pada siswa yang terindikasi conduct problem

Masalah yang di alami remaja adalah beragam, untuk itu cara mengatasi masalah yang dilakukan remaja pun beragam. Usaha untuk menyelesaikan masalah yang dapat dilakukan siswa adalah menceritakan kepada teman, meminta maaf, tanya kepada orang lain, dan mencari informasi di internet. Usaha tersebut merupakan suatu strategi ketika individu menghadapi suatu masalah. Hal tersebut sesuai dengan pengertian cara mengatasi masalah atau coping dalam penelitian Prasetyo (2016) yang mengacu pada teori Pearlin dan Scholer bahwa coping atau strategi menghadapi persoalan merupakan bentuk perilaku individu sebagai reaksi terhadap tekanan-tekanan psikologis yang ditimbulkan oleh problematika pengalaman sosial.

Sebagian besar informan yang memiliki permasalahan pertemanan mencoba menyelesaikan masalah dengan cara menceritakan kepada teman, orang tua maupun saudara. Hal itu didukung dengan penelitian Marwing (2011) yang mengacu pada teori Carver menjelaskan bahwa aspek mencari dukungan sosial secara instrumental atau seeking social support for instrumental reasons merupakan usaha mencari dukungan sosial dengan mencari nasihat, informasi, dan bimbingan kepada orang lain.

  • Kesimpulan

 

Berdasarkan hasil suatu riset diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang paling sering muncul pada siswa SMP adalah masalah pertemanan, akademik dan keluarga. Ketika memiliki masalah, pihak-pihak yang membantu dalam munculnya masalah adalah teman, saudara dan diri sendiri. Dalam menyelesaikan masalahnya pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan masalahnya adalah teman, orang tua, saudara dan media online. Kemudian, cara mengatasi masalah pada siswa yang terindikasi conduct problem yang adaptif dengan cara mencari dukungan sosial secara instrumental dan perilaku aktif, sedangkan yang maladaptif dengan cara confrontive, penerimaan, penyimpangan mental dan minimization. Siswa laki-laki lebih sering memunculkan perilaku agresi fisik dibandingkan dengan siswa perempuan.

Siswa laki-laki di harapkan mampu memecahkan masalahnya dengan mengontrol emosinya ketika menghadapi masalah. Sedangkan siswa perempuan diharapkan mampu mengembangkan komunikasi yang baik sehingga dapat berinteraksi positif terhadap lingkungan serta mengekspresikan emosinya melalui hal positif. Kemudian untuk sekolah disarankan untuk membuat kebijakan yang mengatur tentang peer counseling atau konseling teman sebaya. Hal tersebut didasarkan dari hasil penelitian bahwa sebagian besar siswa lebih banyak menceritakan dan meminta solusi dari permasalahannya dengan teman sebayanya. Selain itu, orang tua harus lebih dekat dengan anak misalnya dengan memberi perhatian yang lebih pada anaknya, senantiasa memotivasi dikala anaknya mendapatkan hambatan dalam belajar, bisa menjadi teman dikala seorang anak memerlukannya, dan menjadi guru yang baik bagi anaknya.

Daftar Pustaka

Batubara, J. R. (2010). Adolescent development (perkembangan remaja). Sari Pediatri, 12 (1), 21-29.

Soetjiningsih. (2007). Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya. Jakarta: Cv Sagung Seto.

Papalia, E., S.W.Olds, & R.D., F. (2009). Human development perkembangan manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

Santrock, J. W. (2004). Life span development. Jakarta: Erlangga.

Prasetyo, Y. (2016). Efikasi diri, kematangan emosi dan problem focus coping. Persona, 5 (02), 181-186.

Marwing, A. (2011). Problem psikologis dan strategi coping pelaku upacara kematian rambu solo' di toraja (studi fenomenologi pada tana' bulaan ). Jurnal Psikologi Islam, 8 (2), 209-230.

Novita, D. (2017). CARA MENGATASI MASALAH PADA SISWA SMP YANG TERINDIKASI CONDUCT PROBLEM. 111.

https://www.prestasiglobal.id/perkembangan-psikologi-anak-usia-sekolah-menengah-smp/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun