Mohon tunggu...
Lulut Baatin Sultajab
Lulut Baatin Sultajab Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang menekuni bidang kesehatan dan keperawatan, dengan minat khusus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui edukasi kesehatan. Sebagai seorang mahasiswa, saya percaya bahwa berbagi ilmu adalah langkah awal untuk memberikan kontribusi nyata. Di Kompasiana, saya membahas berbagai topik kesehatan, gaya hidup sehat, dan isu-isu relevan lainnya, dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Mari berdiskusi dan berbagi wawasan. Saya terbuka untuk masukan, saran, atau sekadar pertanyaan yang dapat memperluas pengetahuan bersama!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hati-Hati untuk Pecinta Kopi! Konsumsi Berlebihan Bisa Berdampak Serius pada Tekanan Darah

30 Desember 2024   21:50 Diperbarui: 30 Desember 2024   21:33 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Siapa yang tak kenal dengan minuman bernama kopi? Dengan aroma yang menggugah dan cita rasa yang khas, kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Mulai dari pekerja kantoran yang memulai hari dengan secangkir kopi hitam hingga mahasiswa yang begadang ditemani latte manis, kopi seolah menjadi sahabat setia dalam aktivitas sehari-hari. Namun, di balik kenikmatannya, muncul pertanyaan besar: apakah minum kopi setiap hari aman untuk kesehatan? Bagi mereka yang sehat, kopi mungkin memberikan manfaat tertentu, seperti meningkatkan fokus dan energi. Tapi, bagaimana dengan mereka yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi?

Pertanyaan inilah yang coba dijawab oleh tim ahli dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang. Dipimpin oleh tujuh narasumber berpengalaman:

  • Nur Melizza, S.Kep., Ns., M.Kep.
  • Anggraini Dwi Kurnia, S.Kep., Ns., MNS.
  • Nur Lailatul Masruroh, S.Kep., Ns., MNS.
  • Dr. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.
  • Faqih Ruhyanudin, M.Kep., Sp.Kep., MB.
  • Erma Wahyu Mashfufa, S.Kep., Ns., M.Si.
  • Fitria Kusumawati

Penelitian yang dilakukan mereka berfokus pada hubungan antara konsumsi kopi dan tekanan darah pada pasien hipertensi. Hasilnya mengejutkan: semakin sering seseorang mengonsumsi kopi, semakin besar pula risiko mereka mengalami peningkatan tekanan darah, bahkan pada tingkat yang bisa membahayakan kesehatan jangka panjang.

Kenapa Kopi Bisa Berbahaya untuk Tekanan Darah?

Menurut Dr. Yoyok Bekti Prasetyo, komponen kunci dalam kopi yang perlu diwaspadai adalah kafein. Zat ini dikenal memiliki efek stimulasi pada sistem saraf pusat, sehingga membuat tubuh terasa lebih segar dan terjaga. Namun, di balik efek positifnya, kafein juga dapat memicu peningkatan tekanan darah. "Kafein bekerja dengan menghambat reseptor adenosin di otak, yang biasanya bertugas menenangkan aktivitas saraf. Ketika reseptor ini terhambat, tubuh merespons dengan vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah, yang pada akhirnya menyebabkan tekanan darah naik," jelasnya.

Dari hasil penelitian di Kabupaten Malang, ditemukan bahwa 61,1% responden memiliki tekanan darah pada kategori hipertensi tahap 1 (140-159 mmHg). Menariknya, semua responden dalam penelitian ini memiliki kebiasaan konsumsi kopi dalam kategori sedang, yaitu antara 600-800 ml per hari. "Bagi orang yang sehat, konsumsi ini mungkin terlihat normal. Tetapi bagi penderita hipertensi, ini bisa menjadi pemicu masalah serius," tambah Nur Melizza.

Perempuan dan Lansia Lebih Rentan
Tak hanya faktor konsumsi kopi, usia dan jenis kelamin juga memengaruhi tingkat risiko seseorang terhadap hipertensi. Anggraini Dwi Kurnia menjelaskan bahwa perempuan, khususnya yang telah memasuki fase menopause, lebih rentan terhadap dampak buruk dari konsumsi kopi. "Sebelum menopause, tubuh perempuan dilindungi oleh hormon estrogen yang membantu menjaga elastisitas pembuluh darah dan menurunkan risiko tekanan darah tinggi. Setelah menopause, kadar estrogen menurun, sehingga risiko hipertensi pun meningkat," paparnya.

Selain itu, usia rata-rata responden dalam penelitian ini adalah 50 tahun, yang berarti mereka termasuk dalam kelompok usia dengan risiko hipertensi yang tinggi. Nur Lailatul Masruroh menjelaskan bahwa elastisitas pembuluh darah cenderung menurun seiring bertambahnya usia. "Pembuluh darah menjadi lebih kaku karena kerusakan pada elastin dan peningkatan kolagen. Hal ini membuat tekanan darah lebih sulit dikontrol," katanya.

Kopi dan Gaya Hidup Modern

Budaya minum kopi di Indonesia tidak hanya sekadar soal menikmati rasa. Kopi telah menjadi bagian dari tradisi, mulai dari minuman khas di warung kopi lokal hingga tren kopi susu kekinian yang menjamur di perkotaan. Namun, kebiasaan ini sering kali tidak diimbangi dengan pola hidup sehat.

"Masalahnya bukan hanya kopi, tetapi juga kebiasaan lain seperti kurang olahraga, pola makan tinggi garam, serta tingkat stres yang tinggi," jelas Faqih Ruhyanudin. Ditambah lagi, sebagian besar responden penelitian ini mengaku bahwa mereka cenderung mengonsumsi kopi pada pagi dan malam hari untuk meningkatkan produktivitas. "Kebiasaan ini memperburuk efek kafein, karena tubuh tidak diberi kesempatan untuk beristirahat," tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun