“ sudah lah, tak perlu khawatir. Aku baik-baik saja “
“ kau selalu saja begitu setiap kali aku menasihatimu “ temanku itu selalu menggerutu saat mendengar jawabanku yang selalu mengatakan bahwa aku baik-baik saja
##
Berselang beberapa hari, tak ada kemajuan dari kondisiku. Setelah hampir setahun aku di diagnosis oleh dokter terkena kanker otak. Aku hampir saja ingin mati, juga putus asa. Ingin marah pada-Nya saja aku tak berhak.
 Hingga pada suatu pagi, mataku mengantuk berat. Perlahan ruangan terasa gelap, mataku mulai tertutup. Aku ingin tidur nyenyak, yang kemudian terdengar suara teriakan suster yang minta tolong saat kedua mataku tertutup rapat.
“ dokter… dokter… “
###
Saat kembali ku membuka mata, terlihat percikan cahaya di lorong yang biasanya gelap. Dari ujungnya keluarlah sosok yang selama ini berdiri disana, dia mulai menghampiriku.
“ sudah lama aku menunggumu, kali ini kupastikan kau tak sendiri melewati lorong ini “
Dijulurkanya tangan padaku, yang dengan cepat aku menyambutnya. Ya begitulah selama ini dia menungguku tuk memastikan ku tak sendiri melewati semua ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H