Sudah lama ku disini, ditempat ini seorang diri. Setiap pagi harus berjalan melewati lorong gelap sendiri, langkah kecilku mulai mengayun, yang membuat bunyi nyaring dari sepatuku saat menyentuh lantainya.
Tok… Tok… Tok…
Suara yang setia menemani kesendirianku. Setiap berjalan melewati lorong ini, aku selalu berkhayal seakan-akan ada seseorang yang tengah menungguku di ujung lorongnya. Menakutkan.
Sesampainya di tempatku, diruang kerjaku. Tiba-tiba saja suara yang tak diundang itu mulai mengangguku lagi.
“ apa yang kau kerjakan di sini? “ nada seperti orang yang tak suka ku disini
Aku hanya diam, membisu. Tak ada yang bisa ku katakana setiap pertanyaan itu menyudutkanku. Tidak hanya sekali, ini sudah kesekian kalinya dia mengatakan itu
Hingga sampai di penghujung hari, tiba saatnya untuk ku pulang. Saat kembali berjalan di lorongnya, masih saja aku melihat sosok tersebut, berdiri dengan tegap. Hingga perlahan bayangan itu mulai menghilang yang diiringi suara gubrak saat tubuh ku menyentuh lantai.
#
Cahaya itu menyilaukan mataku, hingga kulihat seorang suster tengah memeriksa kondisiku.
“ sudah berapa lama aku tak sadarkan diri? “ kutanyakan pada suster di sebelahku
“ ini sudah hari ke-tiga, kenapa kau selalu tak mendengarkan ku untuk selalu rutin menjalani Chemotherapy“ terdengar jelas suara suster yang sebenarnya adalah temanku sendiri itu terlihat cemas