Mohon tunggu...
Luluk Marifa
Luluk Marifa Mohon Tunggu... Penulis - Read, read and read. than write, write and write.

Menulislah, hingga kau lupa caranya menyerah dan pasrah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Move On

2 Agustus 2023   21:23 Diperbarui: 13 Agustus 2023   21:08 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dia sudah menikah?"

"Hem, akan." Lagi aku mengangguk.

"Kau sungguh tak akan memberitahuku siapa orangnya?"

"Untuk apa?" tanyaku sanksi, seperti biasanya.

"Untuk dokumentasi. Ayolah, toh kau juga sudah melupakan orang itu."

Aku bergeming, masih memandangnya lekat. Semua sudah berlalu, sebagaimana dulu aku tak pernah mengharapkan apa-apa atas perasaan yang kumiliki, untuk saat ini juga sama. dikatakan atau tidak dikatakan itu tak akan merubah apa-apa.

"Kau mau tahu orangnya?"

"Hem," kau mengangguk antusias. Sedari dulu kau memang selalu penasaran siapa sosok yang berhasil meluluhkan hatiku yang katamu sekeras batu itu. seperti apa orang yang cukup berani membuatku melukiskan lukisan muram saat sedih dan membuat lukisan begitu hidup saat tengah bahagia.

"Kau orangnya."

Kau tergelak, "tak usah bercanda, trik itu hanya agar aku tak terus-terusan bertanya siapa orangnya kan?" lanjutmu kembali menenggak minuman di hadapan.

"Benar, cinta memang bodoh bukan. Mendengar ceritamu tentang perempuan itu, menasihatimu tentang pantang menyerah, doa-doa yang kupanjatkan untuk kau dan perempuan itu. memberimu trik-trik agar disukai oleh perempuan itu. soal itu aku tulus melakukannya. Aku masih menganut teori bahwa cinta memang begitulah, terkadang berbalas sisanya tidak. Terkadang memiliki separuhnya hilang untuk diikhlaskan. Cinta memang memberi, memberi ruang untuk melihatnya dari sisi yang berbeda."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun