2. Landasan Keilmuan
Literasi Sosial Budaya melandaskan keilmuannya pada Ilmu Sejarah, Sosiologi, Antropologi, dan isu-isu strategis yang relevan. Isu-isu strategis yang relevan yang dimaksud adalah suatu kondisi atau hal yang diperhatikan atau dikedepankan karena dampaknya yang signifikan bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Isu-isu tersebut harus bersifat aktual (dalam arti tidak kadaluwarsa dalam masa 2 tahun terakhir) dan sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia, misalnya bencana alam, penemuan teknologi terkini, moderasi beragama, dan lain-lain yang aktual dan relevan. Â
3. Domain dan Subdomain
Tiga domain yang menjadi pembahasan Literasi Sosial Budaya adalah:
(1) Komitmen Kebangsaan, sebagai wujud kesadaran untuk menerima, mengapresiasi, dan berpartisipasi aktif sebagai bagian dari bangsa dan negara Republik Indonesia yang berdiri di atas empat pilar (Pancasila, UUD 1945, bentuk NKRI, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika) sebagai landasan membangun sikap dan perilaku berbangsa dan bernegara.
Subdomain dari komitmen kebangsaan adalah: (a) Menghargai dan menjiwai identitas nasional, (b) Menghargai dan menindaklanjuti perjuangan para pahlawan, (c) Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan, dan (d) Berpartisipasi aktif dalam mewujudkan integrasi nasional.
(2) Toleransi, merupakan wujud sikap saling menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan keyakinan dan pendapatnya, menghargai kesetaraan, sedia bekerjasama, serta menolak tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, dalam mengusung perubahan yang diinginkan.Â
Toleransi memiliki 5 subdomain, yaitu: (a) Menghargai dan mengapresiasi perbedaan agama, ras, suku, budaya, dan golongan, (b) Terbuka dan mengapresiasi kesetaraan gender, (c) Mengusung ide-ide perubahan dengan spirit perdamaian dan anti kekerasan, (d) Tidak mengembangkan sikap rasis dan diskriminatif terhadap perbedaan agama, ras, suku, budaya, dan antar golongan, dan (e) Mengusung spirit perubahan dengan baik dan tidak menghalalkan segala cara.
(3) Akomodatif dan Inklusif, yaitu wujud sikap menerima, mempertahankan, mengaktualisasikan tradisi, budaya lokal, dan ide-ide baru dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama.Â
Subdomain dari Akomodatif dan Inklusif yaitu: (a) Komitmen untuk mempertahankan kearifan lokal (local wisdom), (b) Komitmen untuk menyempurnakan diri dengan mengadopsi ide-ide baru yang positif, dan (c) Terbuka dan apresiatif terhadap amaliyah keagamaan yang berbeda.
4. Konteks dan Level Kognitif