Mohon tunggu...
Luky nur Rohmah
Luky nur Rohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jalan- jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Miris Anak TK di Sulut Jadi Korban Bully 3 Pekan Tak Sekolah

31 Mei 2024   12:10 Diperbarui: 31 Mei 2024   12:14 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis permasalahan 

1. keterlibatan orang dewasa:  salah satu aspek mengkhawatirkan dalam kasus ini yaitu orang dewasa, anak dan guru dalam permasalahan perundingan. Maka seharusnya orang dewasa, terutama orang tua dan guru memiliki peran penting dalam membentuk perilaku anak bukan tindakan bullying oleh orang dewasa dapat memberikan contoh buruk bagi anak.

2.Dampak Psikologis: anak yang mengalami ketakutan atau trauma mendalam dan berhenti sekolah selama tiga minggu. Ini menunjukkan dampak psikologis yang berat pada anak, yang masih dalam tahap perkembangan emosional. Pada perundingan tersebut dapat berpotensi menyebabkan masalah jangka panjang seperti kecemasan dan depresi.

3.Respons sekolah: seharusnya sekolah memiliki tanggung jawab untuk melindungi anak - anak dari segala bentuk kekerasan dan bullying seperti anak usia lima tahun tersebut (DT) yang mengalami trauma 3 Minggu pekan tidak pergi ke sekolah . Maka  Kurangnya pengawasan dan tindakan tegas dari pihak sekolah terhadap insiden bullying dapat memperparah situasi 

Bullying merupakan seseorang, atau misalkan aktivitas membagikan perilaku agresif yang di sengaja untuk seseorang menyebabkan ketidak nyamanan fisik maupun dalam psikologis terhadap orang lain. Definisi ini menekankan pada faktor motivasional dari pelaku bullying dan memberikan gambaran terhadap tujuan di balik perilaku mereka. 

Menurut Prasetio & Fanreza bullying dapat dihindari dengan adanya peran keluarga yang mendidik dan mengajarkan pada anak tentang pendidikan moral dan agama. Orang tua merupakan sekolah pertama bagi anaknya yang mana pengetahuan awal yang diberikan nantinya akan menjadi landasan bagi anak dalam berperilaku. Pengajaran awal pada anak bukalah pada pelatihan skill yang dibutuhkan, melainkan pengenalan anak pada tuhan, pengajaran akhlakul karimah pada anak yang harus ditanamkan sejak dini. Yang mana keimanan lah yang harus ditumbuhkan pada anak sejak dini melalui tingkah laku orang sekitarnya.

Solusi pada kasus diatas Saat ini, bullying merupakan menjadi permasalahan yang terjadi disekitar Anak, Hal ini tentunya akan memberikan dampak yang negatif bagi anak terutama pada perundungan kasus DT anak usia lima tahun. Dampak tersebut akan muncul secara langsung atau dikemudian hari. Upaya menghentikan tindakan bullying tersebut harus dilakukan oleh seluruh pihak, baik guru, orang tua, masyarakat, dan negara. Contohnya dengan mampu menyediakan konseling bagi DT untuk membantu mengatasi trauma dan membangun kembali kepercayaan diri agar bisa kembali kesekolah. 

Kesimpulan dari kasus bullying yang di alami anak lima tahun (DT) tersebut merupakan permasalahan yang serius dapat membutuhkan tindakan segera dan komprehensif. Dengan kerjasama nya sekolah, orang tua dan masyarakat dapat menunjukkan perlunya edukasi yang lebih baik, pengawasan yang ketat di sekolah, serta dukungan yang psikologis terutama untuk DT siswa lima tahun tersebut agar bisa kembali lagi sekolah dengan baik dan perasaan yang nyaman. perbaikan nilai-nilai sosial, dan penegakan hukum yang lebih kuat untuk mencegah dan menangani 

bullying terhadap anak-anak.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun