Mohon tunggu...
Lukman Bin Saleh
Lukman Bin Saleh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru Madrasah Aliyah NW Sambelia- Lombok Timur FB:www.facebook.com/lukmanhadi.binsaleh

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mobil Listrik Ricky Elson di Mata Tukang Baca Koran

5 September 2015   19:13 Diperbarui: 6 September 2015   20:14 3072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption caption="Moblis Selo"][/caption]

Mobil Listrik Ricky Elson di Mata Tukang Baca Koran

Tulisan Ricky Elson di akun FB miliknya tentang kisah tragis mobil listrik Selo rupanya viral di dunia maya. Diremehkan dan diincar penegak hukum di negeri sendiri, justru diminati oleh negara tetangga, Malaysia. Berbagai media memberitakannya. Mendapat komentar secara luas. Termasuk oleh Kepala badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT), Unggul Priyanto.

Menurutnya mobil listrik yang digagas Dahlan Iskan bersama “Putra Petir” yang salah satunya adalah Ricky Elson itu tidak masalah dibeli dan dilanjutkan pengembangannya oleh pihak Malaysia.

“Ya, gak papa. Lagian Malaysia juga gak jago-jago amat bikin mobil kan? Kalau pun untuk dijual, siapa yang mau beli?” Ungkapnya. Persoalannya, kata Unggul, harga mobil listrik pun tentu masih akan mahal, lanjutnya.

“Jadi begini, mobill listrik kenapa belum waktunya jadikan industri, hal ini karena negara maju sekalipun mobil listrik belum komersial. Kalau dibikin industri, saya rasa gak yakin bisa laku. Masalahnya kan juga kesulitan pada baterainya dan stasiun pengisian listriknya. Ini yang menjadi kendalanya,” katanya.

Kalau yang berkomentar seperti ini orang awam saya rasa tidak apa-apa. Tapi karena yang berkomentar bukan orang sembarangan, kepala BPPT yang seharusnya menjadi pelopor kemajuan teknologi saya menjadi kecewa. Komentarnya terkesan Telmi dan ketinggalan zaman.

Misalnya bagaimana Unggul mengatakan di negara-negara maju mobil listrik (Moblis) belum komersial? Apa dia tidak tau kalau dunia sekarang sedang gegap gempita mengembangkan mobil listrik? Pabrikan-pabrikan otomotif raksasa dunia sudah berlomba-lomba memproduksi Moblis? Pasar Moblis tumbuh signifikan?

Di Jerman diperkirakan populasi Moblis sudah mencapai 24.000, dan pemerintahnya terus menggenjot pertumbuhannya dengan berbagai fasilitas: Moblis diperbolehkan melintasi jalur bus dan parkir gratis. Ditargetkan akan mencapai 1 juta unit hingga akhir 2020.

Di Prancis permintaan Moblis mencapai 14.400 unit pada 2013 dan meningkat 68% pada tahun ini.

Kota New York, Amerika, mulai menerapkan kebijakan penggunaan armada taksi yang tak menghasilkan emisi. Dan direspon oleh Nissan melalui mobil MPV bertenaga listrik e-NV200 atau Evalia. Sebelumnya kebijakan nol emisi untuk armada taksi sudah dilakukan Eropa seperti Barcelona dan Madrid yang telah menggunakan Nissan e-NV200.

Perusahaan Taxi Norwegia, Miljo Taxi menggunakan Moblis buatan Tesla untuk seluruh armadanya. Bahkan masyarakat Norwegia sampai menyempatkan diri naik taksi Tesla hanya untuk jalan-jalan diakhir pekan.

Masih di Norwegia. Menurut studi Norwegian Public Roads Administration. Moblis sudah menguasai 85% jalur bus saat jam sibuk. Moblis di sana juga terhindar dari pembayaran tol atau biaya parkir, di lahan parkir mereka bisa sekaligus mengisi listrik mobil. Bahkan terhindar dari pajak Norwegia yang terkenal tinggi.

Di Belanda Moblis makin populer. Pemerintah sampai membentuk tim khusus, E-Team, terdiri dari pemerintah dan swasta untuk mengekplorasi Moblis.

Prancis menggulirkan program Conversion Premium. Pengguna mobil BBM bisa menukar mobilnya dengan mobil listrik baru dengan subsidi sampai USS 11.000.

Mitsubishi Motor telah bekerjasama dengan pemerintah Monaco, Eslandia dan Hongkong untuk program Moblis. Mitsubishi memasok i-MiEV ke negera-negara tersebut. Termasuk Belanda yang menyusul kemudian.

Bahkan Uni Eropa membuat aturan bahwa emisi rata-rata mobil harus memenuhi 95 gram/Km pada 2020. Mobil BBM hampir mustahil memenuhi ini. Artinya, mobil BBM sudah mendekati ajal di Uni Eropa. Berganti dengan era mobil listrik.

Produsen mobil asal China, Beijing Auto International Corporation (BAIC) telah memilih Malaysia sebagai lokasi investasi menyiapkan basis produksi mobil listriknya. Bekerja sama dengan perusahaan Malaysia, Amber Dual Sdn Bhd. Meproduksi Moblis untuk diekspor ke seluruh negara Asia tenggara, termasuk Indonesia. Dan akan bergulir mulai bulan Juli 2016.

Lalu kenapa orang sekelas kepala BPPT masih terlihat santai-santai dan malah cendrung meremehkan putra bangsa yang mencoba berusaha membuat negara ini tidak tertinggal dari negara-negara lainnya?

Betul teknologi Moblis belum terlalu maju, terutama batrainya. Isi ulangnya lama dan mahal. Tapi justru karena itulah kita harus segera ikut bermain, agar tidak ketinggalan. Jangan menunggu pabrikan-pabrikan mobil BBM mendominasi lagi.

Betul infrastruktur pengisian listriknya belum memadai. Tapi masak iya kita menunggu dulu pemerintah membangun stasiun-stasiun pengisian listrik sepanjang jalan? Nanti pemerintah juga berfikir, ngapain buat stasiun pengisian listrik kalau Molis saja belum ada. Kapan mulainya kalau fola berfikir seperti ini?

Betul Moblis belum populer di Indonesia. Tapi masak iya kita harus menunggu dulu masyarakat ramai-ramai membeli Moblis impor baru kita mau peduli?

Apalagi jika mengingat masyarakat Indonesia adalah masyarakat paling sadar merek di dunia. Jika sudah fanatik pada merek tertentu sulit akan berpaling. Bagaimana jika satu saat nanti masyarakat sudah terlanjur fanatik dengan Moblis Jepang, Eropa, Amerika atau China?

Apa mereka ingin mengulang kembali sejarah Indonesia yang tertinggal memproduksi mobil BBM. Akhirnya hanya bisa menjadi konsumen. Bahkan tertinggal dari Malaysia yang dikatakan tidak jago-jago amat membuat mobil. Telah berhasil membuat warganya bangga menggunakan mobil nasional, Proton. Di jual di Indonesia pula.

Menyesal. Ingin mengejar tapi orang sudah berlari terlalu jauh, hampir sampai finish. Haruskah 5, 10, atau 20 tahun lagi Indonesia hanya mampu menyesal untuk kedua kalinya?

Pernyataan kepala BPPT ini saya rasa sama konyolnya dengan pernyataan Jaksa Turin yang mengatakan Moblis tidak lulus uji emisi.

Saya teringat apa yang dikatakan Wapres Jusuf Kalla saat memberikan pengarahan di kantor Bappenas hari Rabu kemarin.

Wapres menyatakan banyak lembaga negara yang kurang berfungsi, alias nganggur. Dan yang paling nganggur itu BPPT. Padahal diisi oleh para akademisi hebat. Banyak doktor, kantor sepi. Kalaupun ke kantor hanya baca koran. *LBS*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun