[caption caption="Moblis Selo"][/caption]
Mobil Listrik Ricky Elson di Mata Tukang Baca Koran
Tulisan Ricky Elson di akun FB miliknya tentang kisah tragis mobil listrik Selo rupanya viral di dunia maya. Diremehkan dan diincar penegak hukum di negeri sendiri, justru diminati oleh negara tetangga, Malaysia. Berbagai media memberitakannya. Mendapat komentar secara luas. Termasuk oleh Kepala badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT), Unggul Priyanto.
Menurutnya mobil listrik yang digagas Dahlan Iskan bersama “Putra Petir” yang salah satunya adalah Ricky Elson itu tidak masalah dibeli dan dilanjutkan pengembangannya oleh pihak Malaysia.
“Ya, gak papa. Lagian Malaysia juga gak jago-jago amat bikin mobil kan? Kalau pun untuk dijual, siapa yang mau beli?” Ungkapnya. Persoalannya, kata Unggul, harga mobil listrik pun tentu masih akan mahal, lanjutnya.
“Jadi begini, mobill listrik kenapa belum waktunya jadikan industri, hal ini karena negara maju sekalipun mobil listrik belum komersial. Kalau dibikin industri, saya rasa gak yakin bisa laku. Masalahnya kan juga kesulitan pada baterainya dan stasiun pengisian listriknya. Ini yang menjadi kendalanya,” katanya.
Kalau yang berkomentar seperti ini orang awam saya rasa tidak apa-apa. Tapi karena yang berkomentar bukan orang sembarangan, kepala BPPT yang seharusnya menjadi pelopor kemajuan teknologi saya menjadi kecewa. Komentarnya terkesan Telmi dan ketinggalan zaman.
Misalnya bagaimana Unggul mengatakan di negara-negara maju mobil listrik (Moblis) belum komersial? Apa dia tidak tau kalau dunia sekarang sedang gegap gempita mengembangkan mobil listrik? Pabrikan-pabrikan otomotif raksasa dunia sudah berlomba-lomba memproduksi Moblis? Pasar Moblis tumbuh signifikan?
Di Jerman diperkirakan populasi Moblis sudah mencapai 24.000, dan pemerintahnya terus menggenjot pertumbuhannya dengan berbagai fasilitas: Moblis diperbolehkan melintasi jalur bus dan parkir gratis. Ditargetkan akan mencapai 1 juta unit hingga akhir 2020.
Di Prancis permintaan Moblis mencapai 14.400 unit pada 2013 dan meningkat 68% pada tahun ini.
Kota New York, Amerika, mulai menerapkan kebijakan penggunaan armada taksi yang tak menghasilkan emisi. Dan direspon oleh Nissan melalui mobil MPV bertenaga listrik e-NV200 atau Evalia. Sebelumnya kebijakan nol emisi untuk armada taksi sudah dilakukan Eropa seperti Barcelona dan Madrid yang telah menggunakan Nissan e-NV200.