Mohon tunggu...
LUKMANUL HAKIM
LUKMANUL HAKIM Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Membaca tidak hanya terhadap buku, tapi bacalah terhadap alam yang terbentang luas.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Sebalik Sumpah (Bagian Akhir)

25 Mei 2024   08:30 Diperbarui: 25 Mei 2024   08:33 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Kami ingin mencari tahu terlebih dahulu, apa yang sebenarnya terjadi!" ujar mereka. Wajah Datuk Bahar seketika beruubah dan tampak tidak senang.

"Sudah kukatakan mereka yang bersalah, kenapa kalian tidak percaya?" bentaknya.

"Sebelum menghukum, kami ingin memastikan kebenaranny adahulu," jawab salah seorang warga.

"Maaf, Tuan. Saya tidak bermaksud ikut campur dalam masalah ini. Tapi saya ingin memastikan apa yang sebenarnya terjadi, itu sebabnya saya datang kemari," ucap pria tua itu memberanikan diri.

"Memangnya anda tahu apa?" bentdak Datuk Bahar. Suasana semakin tegang, tak seorang pun yang berani menjawab.

Tiba-tiba pria tua itu langsung menarik tangan Kepala Desa, kemudian memberikan beberapa butir biji Sebalik Sumpah. Tidak hanya kepada datuk Bahar, termasuk kepada Ali dan Syarif.

"Peganglah biji-biji ini, dia akan mengungkap semuanya," kata pria tua itu.

"Hah, kau pasti bohong. Mana ada biji seperti ini dapat mengungkapkan masala," jawab Datuk Bahar meremehkan.

"Jika kalian jujur biji ini akan tetap berwarna kuning, tapi jika kalian berbohong biji ini akan berubah warna menjadi hitam dan kalaian akan kena kutukan," jelas pria tua itu dengan tenang.

"Saya siap untuk melewati percobaan ini, saya akan membutikan jika kami tidak bersalah," ucap Syarif penuh percaya diri.

Datuk Bahar merasa bahwa dia memang mengatakan yang sebenarnya, jadi dia tidak perlu melewati percobaan. Penduduk desa terus mendesaknya untuk melakukan percobaan. Mereka segera melontarkan beberapa pertanyaan kepada Syarif, Ali dan Datuk Bahar. Alangkah terkejutnya mereka saat melihat biji-biji yang digenggam oleh Datuk Bahar seketika menjadi hitam. Tak lama kemudian kulit datuk Bahar pun menjadi kemerahan dan terasa gatal. Datuk Bahar terus berteriak histeris, biji-biji yang digenggamnya jatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun