Ah, keluh kesah ini terlalu banyak. Saya tak sanggup dan mulai menangis jika mengingat ini semua lagi.
Orang-orang kritis di HMI itu akan dibuang oleh mereka yang tak ingin diganggu kenyamanannya.Â
Mereka akan diasingkan dan dijauhkan dari segala jaringan milik mereka. Setelah itu, kader kritis itu akan hilang dimakan zaman. Tak ada yang tahu ia ke mana lagi.Â
Tetapi, setelah ia "besar" atas jalannya sendiri tanpa ada sangkut paut HMI, ia akan dibanggakan dan dipuja-puja sebagai alumni HMI yang telah sukses. Seperti inilah watak penjilat.Â
PKI pernah ingin membubarkan HMI, tetapi gagal. Sementara Soeharto hampir berhasil membubarkan HMI dengan membuat HMI pecah menjadi dua.Â
Baca juga:Â Fuad Bawazier dan Konflik Internal KAHMI
Setelah itu, Cak Nur pernah menyarankan agar HMI dibubarkan saja. "HMI sebaiknya dibubarkan saja, agar tidak menjadi bulan-bulanan dan dilaknat," ungkap Cak Nur di Auditorium LIPI, Jakarta, 2002 lalu.Â
Isu-isu pembubaran HMI juga muncul dari beberapa penulis muda HMI. Sayang seribu sayang, tulisan itu tak dibaca oleh kader HMI sendiri.Â
Baca saja malas, bagaimana ingin melahirkan gagasan-gagasan berkualitas bagi bangsa dan agama. Ah, tak perlulah diharapkan lagi.Â
Bubarkan saja lah HMI ini! Berapa banyak dosa yang akan HMI lahirkan lagi? Berapa banyak manusia bejat yang akan lahir dari rahim suci ini? Ah, entahlah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H