Di dalam NDP itu, kita menjumpai pembahasan mengenai Tuhan (teologi), manusia (antropologi), manusia sebagai kumpulan (masyarakat), dan ilmu pengetahuan (epistemologi).
Ada beberapa kekurangan yang perlu ditambahkan dalam NDP tersebut tanpa menghilangkan kumpulan bab yang sudah ada. Maksudnya, konteks penulisan NDP ketika itu sesuai dengan kemajuan pengetahuan ketika itu. Saat ini, kemajuan pengetahuan sudah sangat pesat dan kita harus mengikutinya agar tidak ketinggalan.
Al Makin setidaknya mencatat ada beberapa tambahan yang perlu dimasukkan di NDP tersebut. Di antaranya alam (ekologi), keragaman (pluralitas), sejarah manusia (antropologi), dan kemajuan epistemologi posmodernisme (multi disiplin dan multi persepektif), dan tentu saja globalisasi yang sama sekali belum terantisipasi.
Kemudian perihal Global Warning (pemanasan global), perkembangan astronomi (penemuan usia bumi, sistem galaksi, pengembangan alam semesta), dan penemuan-penemuan mutakhir ilmu sosial dan eksakta belum tersirat dan tersurat dalam teks.
Untuk lengkapnya mengenai penjelasan tersebut, silakan baca bukunya.Â
Kenapa hal itu tidak dipikirkan kader HMI? Ini malah asyik berkonflik. Kelihatan sekali kader-kader HMI saat ini lebih condong pada politik praktis.
Malah ngurusin hal-hal sesaat. Tak mau berpikir panjang demi kejayaan HMI lagi secara intelektual.
PB HMI saat ini telah ada 3 versi. Versi MPO sudah lama sekali. Versi Saddam dan Arya muncul sebelum Pilpres 2019. Setiap periode ngurusin konflik, kapan mau ngurusin intelektual? Dasar!
Coba masukkan hal ini pada Kongres yang akan datang. Eh, kongres mana ya? Entahlah. Tak ada harapan pada mereka.
Sampaikan ke pengurus cabang Anda, berani gak mereka membawa permasalahan ini ke Kongres? Jangan cuman mikirin rekomendasi kandidat saja. Apa bedanya kita dengan partai politik jika hanya seperti itu?
Ajak pengurus cabang-cabang tersebut membahas hal-hal yang perlu dihapuskan dan ditambahkan pada perkaderan HMI. Kalau berani, saya akan mencatat nama kalian dan tentu saja akan abadi.