Mohon tunggu...
Lukman Hakim Dalimunthe
Lukman Hakim Dalimunthe Mohon Tunggu... Penulis - Founder Perpus Rakyat

Menulis untuk Hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kritik Ideologi HMI dan Amandemen NDP

5 Februari 2020   09:49 Diperbarui: 5 Februari 2020   09:52 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biografi Al Makin. Foto: Lukman Hakim Dalimunthe

Jargon-jargon yang dikeluarkan oleh Cak Nur selalu mengguncang dan mencerahkan bangsa ini. Buku Ahmad Wahib masih dibaca hingga hari ini. Djohan Effendi dan Dawam Rahardjo bergelut di bidangnya masing-masing dengan menulis. Mereka semua telah meninggalkan kita.

Siapa lagi setelah mereka? Di tahun 2000-an ini, HMI kehilangan tokoh intelektualnya. Terhitung penerus kehebatan mereka.

Coba lihat saja kader HMI di sekeliling Anda. Berapa banyak buku yang ia miliki? Berapa banyak buku yang ia baca? Berapa kali forum-forum diskusi yang ia hadiri? Hmmmm.

Baca juga: Anies Baswedan, Alumni HMI Paling Kontroversi

Tak usah diharapkan membuat forum diskusi jika hal di atas tak ada sama sekali.

Apa sebenarnya penyebab semua itu? Al Makin menjelaskan secara rinci di dalam buku Demi Kemaslahatan Bangsa. Buku itu merupakan bunga rampai tulisan alumni-alumni HMI dari berbagai profesi.

Al Makin menjelaskan bahwa kader-kader HMI harus kembali memikirkan dan merumuskan penafsiran ulang NDP (Nilai-nilai Dasar Perjuangan) versi Cak Nur yang sudah ketinggalan zaman tersebut.

Tidak ada ideologi, apalagi ideologi organisasi mahasiswa yang dapat bertahan sejauh ini. Coba hitung saja sudah berapa puluh tahun!

Ideologi HMI mengalami kemandekan diakibatkan kader-kadernya juga mandek. Malah kembali beralih pada radikalisme, konservatisme, dan primordialisme. Padahal, dulu Cak Nur mengkritik hal itu. Kenapa kader HMI saat ini melanjutkan hal tersebut? Kenapa?

Coba baca kembali NDP HMI versi Cak Nur tersebut. Lihat bab per bab. Apakah isi penafsiran NDP tersebut masih relevan dengan sekarang? Apakah isi NDP tersebut dapat melahirkan gagasan-gagasan aktual? Apakah isi NDP tersebut mampu membuat kader bergerak melawan isu-isu aktual? Tidak sama sekali.

Al Makin mengajak kita untuk melakukan penafsiran ulang akan teks NDP tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun