Mengenai asal muasal ini masih mengalami perdebatan di kalangan akademis, ada juga di antara mereka yang mengaku berasal dari Kerajaan Sriwijaya. Ditelisik dari kisah di atas, bahwa mereka ini dapat dikelompokkan berasal dari suku bangsa lain, baik suku bangsa Melayu maupun suku bangsa Minangkabau.
Lain hal dengan kajian antropologi Komunitas Konservasi Indonesia WARSI, "Kemungkinan besar Orang Rimba berasal dari suku Melayu Proto atau 'Melayu Asli' masuk golongan Austronesia yang berasal dari Yunnan. Kelompok pertama dikenal sebagai Melayu Proto berpindah ke Asia Tenggara pada Zaman Batu Baru (2500 SM). Suku melayu proto ini juga yang kemudian sampai di dataran Jambi."
Budaya Suku Anak Dalam
Sebagai salah satu suku minioritas, suku ini memiliki budaya yang tetap dijaga dari para leluhur mereka. Di antaranya: pertama, Melangun. Melangun merupakan tradisi meninggalkan genah (tempat tinggal) secara bersama-sama menuju ke genah baru jika ada anggota keluarga yang meninggal di tempat tersebut.
Kedua, Seloko dan Mantera. Seloko-seloko (aturan adat) yang secara tegas dijadikan pedoman hidup oleh para pemimpin, khusunya Temenggung dalam membuat suatu keputusan. Seloko dan Mantera ini adalah untuk menegakkan hukum bagi orang-orang yang melanggar peraturan.
Ketiga, Basela. Ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh Suku Anak Dalam untuk memanggil dewa agar hadir dalam acara pengobatan dan pernikahan. Selain ketiga budaya tersebut, ada juga mengenai budaya melestarikan alam, meramu obat-obatan, berburu, dan ada juga yang melakukan budidaya tanaman secara tradisional.
Ada beberapa budaya Suku Anak Dalam yang telah masuk sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, di antaranya: ambung Orang Rimba, ubat ramuon Orang Rimba, belangun Orang Rimba, dan cendramata sebalik sumpah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H