Mohon tunggu...
Lukman Hakim Dalimunthe
Lukman Hakim Dalimunthe Mohon Tunggu... Penulis - Founder Perpus Rakyat

Menulis untuk Hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Orang Rimba di Jambi

20 Januari 2020   13:17 Diperbarui: 20 Januari 2020   13:19 3615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pesona Travel

Suku di Indonesia tergolong sangat banyak. Keberadaannya menjadikan Indonesia sebagai negeri plural yang tak bisa dibantah oleh siapa pun. Di Pulau Sumatera sendiri, ada beberapa suku yang tergolong besar antara lain Batak, Melayu, Aceh, dan Minangkabau.

Selain suku yang tergolong besar, ada juga suku yang minioritas, yaitu Suku Anak Dalam atau biasa disebut sebagai Orang Rimba. Orang Rimba ini dapat kita jumpai di Sumatera Selatan dan Jambi. Yang paling banyak berlokasi di Jambi. Ada di Taman Nasional Bukit Dua Belas, Taman Nasional Bukit 30, dan wilayah selatan Provinsi Jambi.

Selain disebut Suku Anak Dalam atau Orang Rimba, mereka bisa juga disebut sebagai suku Kubu. Penamaan tersebut disematkan masyarakat karena mereka tinggal di pedalaman hutan.

Selain Suku Anak Dalam di Jambi, ada beberapa suku di Indonesia yang tetap memilih tinggal dan merawat hutan. Di antaranya suku Kombai di Papua, suku Togutil di Sulawesi, suku Baduy di Banten dan suku Polahi di Gorontalo.

Suku Anak Dalam dan sebagainya adalah bagian penting dari hutan itu sendiri. Mereka menggantungkan hidupnya pada hutan dan menjaga kelestarian hutan. 

Mereka tidak ingin hutan musnah, karena hutan itu sendiri tempat tinggal mereka. Kebakaran-kebakaran hutan yang terjadi merupakan salah satu penyebab menurunnya populasi mereka.

Asal-usul Suku Anak Dalam

Sebuah tulisan yang pernah dimuat di BMT, Depsos (1988), menyebutkan bahwa Suku Anak Dalam berasal dari Kerajaan Jambi. Mereka adalah sekelompok prajurit yang dikirim untuk berperang melawan Kerajaan Tanjung Jabung.

Raja Pagaruyung ketika itu mengirim pasukan yang telah menyanggupi untuk menghabiskan kerajaan yang menentang Kerajaan Jambi. Pasukan tersebut telah berjanji tidak akan kembali sebelum misi mereka berhasil.

Di tengah perjalanan, mereka kehabisan bekal makanan - ketika itu lokasi mereka berada di hutan belantara yang sangat luas. Mereka pun membatalkan untuk berperang dan memutuskan untuk tinggal dan menyepi di hutan.

Mengenai asal muasal ini masih mengalami perdebatan di kalangan akademis, ada juga di antara mereka yang mengaku berasal dari Kerajaan Sriwijaya. Ditelisik dari kisah di atas, bahwa mereka ini dapat dikelompokkan berasal dari suku bangsa lain, baik suku bangsa Melayu maupun suku bangsa Minangkabau.

Lain hal dengan kajian antropologi Komunitas Konservasi Indonesia WARSI, "Kemungkinan besar Orang Rimba berasal dari suku Melayu Proto atau 'Melayu Asli' masuk golongan Austronesia yang berasal dari Yunnan. Kelompok pertama dikenal sebagai Melayu Proto berpindah ke Asia Tenggara pada Zaman Batu Baru (2500 SM). Suku melayu proto ini juga yang kemudian sampai di dataran Jambi."

Budaya Suku Anak Dalam

Sebagai salah satu suku minioritas, suku ini memiliki budaya yang tetap dijaga dari para leluhur mereka. Di antaranya: pertama, Melangun. Melangun merupakan tradisi meninggalkan genah (tempat tinggal) secara bersama-sama menuju ke genah baru jika ada anggota keluarga yang meninggal di tempat tersebut.

Kedua, Seloko dan Mantera. Seloko-seloko (aturan adat) yang secara tegas dijadikan pedoman hidup oleh para pemimpin, khusunya Temenggung dalam membuat suatu keputusan. Seloko dan Mantera ini adalah untuk menegakkan hukum bagi orang-orang yang melanggar peraturan.

Ketiga, Basela. Ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh Suku Anak Dalam untuk memanggil dewa agar hadir dalam acara pengobatan dan pernikahan. Selain ketiga budaya tersebut, ada juga mengenai budaya melestarikan alam, meramu obat-obatan, berburu, dan ada juga yang melakukan budidaya tanaman secara tradisional.

Ada beberapa budaya Suku Anak Dalam yang telah masuk sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, di antaranya: ambung Orang Rimba, ubat ramuon Orang Rimba, belangun Orang Rimba, dan cendramata sebalik sumpah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun