Ketiga nafsu Muthmainnah (spiritual) nafsu yang memiliki dan memperoleh ketenangan. Dalam setiap ibadah yang dilakukan atas dasar cinta kepada Allah Swt. Di saat melakukan sesuatu atau meninggalkannya selalu terngiang dalam benaknya "Apakah Allah Swt ridha ataukah  tidak dengan apa yang dikerjakannya?." Inilah nafsu yang diridhai Allah Swt.
Nafsu Mutmainnah apabila ditelusuri secara mendalam bukanlah jiwa yang tersesat maupun jiwa yang terbelenggu. Nafsu Mutmainnah seseorang yang telah menemukan jati dirinya, kesadaran, keberadaan, dan tujuan hidupnya sendiri. Jiwa yang ikhlas menerima bagian karunia dari Sang Maha Sutradara, senang dengan peran yang diberikan, bersabar dengan proses yang berjalan, dan bersyukur dengan hasil yang telah diterima.
Nafsu Mutmainnah merupakan jiwa yang tenang, tidak lagi membedakan kebahagiaan dan penderitaan, Â masalah dan kesuksesan. Karena segala hal yang terjadi adalah sekenario Allah Swt untuk mendekati hamba-Nya, baik dengan duka maupun air mata. Â Jiwa yang tenang telah ridha pada Allah,dan Allah ridha padanya.
Manusia menjadi makhluk yang sempurna dalam ciptaan-Nya, mulai bentuk tubuh (fisik), akal pikiran, dan dimensi mental.Â
Ketiga perangkat tersebut sangat berkaitan erat satu sama lainnya. Apabila salah satunya sakit, bisa mengganggu bagian perangkat lainnya. semisalÂ
pikiran yang rusak depresi, akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti liver, darah tinggi, stroke, dan serangan jantung. Sama halnya dengan hati, jika dia baik maka akan baik seluruh tubuhnya, oleh karena itu jagalah hati agar selalu melahirkan sehat lahir dan batin.
Kalau seseorang  ingin mengalahkan nafsu yang jelek, nafsu amarah dan lawwamah maka dengan cara taat kepada Allah Swt. Taat menjadi penolong dari nafsu jelek menuju nafsu mutmainnah. Taat yang sungguh-sungguh pada Allah Swt  akan menjadi ditaati manusia dan akan tunduk seluruh makhluk di alam semesta. Semisal mendung mau hujan, ia akan taat ketika diperintahkan untuk tidak memuntahkan hujan.
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam berlatih untuk mensucikan diri (riyadhoh). Riyadhoh fisik dengan olah raga, sedangkan riyadhoh jiwa dilakukan dengan memperkuat spiritual dengan melawan hawa nafsu dan latihan-latihan rohani lainnya.
Riyadhah adalah proses melatih diri untuk menyucikan jiwa dan memperkuat spiritual, dengan cara melawan hawa nafsu.Â
Riyadhah dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengurangi makan dan tidur serta sedikit bicara. Riyadhah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dapat menjaga seorang mukmin dari kesalahan, baik terhadap manusia maupun makhluk lainnya, terutama kepada Allah Swt.
Mengurangi makan atau sedikit makan akan mematikan nafsu jahat yang bersemayam dalam setiap manusia. Sebaliknya dengan bayak makan akan menimbulkan kerasnya hati dan hilangnya cahaya hati. Kekenyangan dapat pula menjauhkan diri dari ibadah kepada Allah Swt. Tetapi lapar akan mempermudah masuknya cahaya hikmah dalam hati. Dengan banyak makan dan tidur, kelak saat kiamat datang, ia akan menjadi orang yang miskin dan bangkrut.