Mohon tunggu...
lukmanbbs
lukmanbbs Mohon Tunggu... Guru - lukmanbrebes

Ngaji pikir dan dzikir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dalam Ketidaksadaran Ibuku Panggil Aku dan Istriku

8 Februari 2024   07:13 Diperbarui: 8 Februari 2024   07:34 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patah Tulang Lengan Ibuku, yang harus operasi. dokpri

Dalam Ketidaksadaran Ibuku  Panggil Aku dan Istriku

Kutulis cerita ringan perjalanan operasi patah tulang Ibuku. Tulisan ini hanya untuk mengingat akan peristiwa yang sangat berharga bagi penulis. InsyaAllah banyak hikmah yang didapatkan pula dan mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca budiman.

Rabu (7/2/2024) pelaksanaan  operasi tulang patah di RSUD Brebes, setelah ibuku  jatuh pada hari Sabtu pukul 17.30 Wib menjelang magrib. Tanggal 3 Maret 2024, yang mengakibatkan lengan kanannya patah.

Para pembca budiman, Aku memulai cerita ibuku saat berada di rumah sakit pada hari Selasa (6/2/2024), Saat itu aku bersama istriku menghantar Ibuku periksa  di Poli Ortopedi, untuk memeriksakan kondisi tangan yang patah pasca  jatuh.

Penantian yang cukup lama, di poli ortopedi, dikarenakan pasiennya cukup banyak. Ibuku dan istriku duduk di deretan kursi depan poli ortopedi bersama pasien lainya, hingga panggilan dari asisten Dr Ortopedi untuk ibuku.

Setelah proses pemeriksaan dokter, kemudian dilanjutkan untuk segera mendaftar  rawat inap dan mengurus administrasi memilih kamar istirahat terlebih dahulu  untuk periksaan persyaratan operasi serta istirahat (puasa) menjelang operasi.

Entah kenapa  hari itu, kamar Full pasein, baik dari mulai kelas  3 hingga pada kelas VIP. Setelah jam 12.00 Wib  baru ada kabar kamar kosong di Teraitai, lantai II kelas 3. 

Tanpa berpikir panjang, aku, istriku  dan dibantu adik sepupu, menyepakatinya untuk menyetujui masuk di ruang teratai, kelas 3. 

Dalam benak aku dan istriku yang penting dapat kamar. Kasihan ibuku biar bisa istirahat terlebih dulu. Karena terlalu lama menahan rasa sakit dan sudah sangat terlihat capai dari wajahnya.

Sebelum memasuki kamar peristirahat terlebih dahulu, masuk di berbagai kamar instalasi pemeriksaan darah  dan lain sebagainya, dibantu oleh petugs rumah sakit. Setelah selesai mengikuti standar pelayanan pasian rawat inap dan operasi, dilanjutkan menuju ruang Teratai, kelas 3 kamar G 3.

Alhamdulillah, sesampai ditempat, ibuku bisa istirahat, rebahan dan  minum air hangat, yang sudah menjadi tradisi harianya. Maklum saja ibuku  sudah sepulu, hampir masuk ke usia 70 tahun.

Sepertinya tiada hari tanpa minum air hangt dalam bahasa Brebes "Medang" yang tidak bisa ditinggalkan. Mulai pagi, siang maupun malam.

ooooo  - oooo

Hari Rabu, pukul 09.00 Wib. Ibuku keluar dari ruang Teratai lantai 2 (dua), kamar yang dijadikan peristirahatan sebelum dilakukan operasi oleh Dr. Spesial Ortopedi.

Perjalanan menuju kamar operasi, sesekali aku ngobrol sama istri dan mencoba untuk menguatkan kepada ibuku untuk rilek, nyaman dan tenang. Maklum saja, malam sebelumnya tensinya nyampai 160. 

Sesampai diruang  transit sebelum masuk operasi, aku masih sempat ngobrol dengan ibuku dan menyakinkan, insyaAllah operasinya  akan berjan lancar dan  lengannya tidak akan sakit lagi yang  patah.

Setelah ibuku masuk menuju ruang  operasi, Aku dan istriku hanya bisa menunggu di ruang penantian bersama keluarga lainnya, yang sedang sama-sama  menunggu keluarganya yang sedang dioperasi pula.

Dalam penantian operasi, aku ngobrol bersama istri. Mulai dari kondisi anak-anak yang kerja di luar jawa, hingga anak yang mau ambil kuliah magang si bungsu.

Disaat sedang  ngobrol sama istri, tiba-tiba ada suara diruang pasca operasi yang aku dan istriku sangat kenal suara tersebut.

Tak menunggu lama, dari ruang  masuk operasi ada panggilan keluar untuk keluarga ibuku, dimohon untuk menamaninya.

Akupun masuk, menuju ibuku yang sedang terbaring di kasur, yang memanggil-manggil namaku.

"Lukman, lukman.. sakit sekali!"

Aku segera mendekati ibuku yang terus memanggil aku.

Kemudian aku membisikan dalam teliinga ibuku.

"Ini Lukman ibu?"

"Lukman, lukman, sakit sekali." 

Ibu terus berkata dan memanggil namaku. Walaupun aku sudah membisikan ditelingannya. Bahwa orang yang ada disisinya adalah anaknya.

Ketika Ibuku tidak respon terhadap panggilanku, aku baru sadar. Mungkin ibu masih belum sadar penuh pasca operasi. 

Ibuku hanya berkata, "sakit"  dan "sakit," yang sesekali memanggil namaku dan istriku.

Saat aku menyadari panggilan dan ucapan ibu, yang kurang respon terhadap jawabanku dan tidak sadar apa yang diucapkan.

Aku tidak mengatakan "ini anakmu bu?". "Menantumu pun ada du luar." karena saat itu yang boleh masuk hanya satu orang.

Bisikan buat ibuku, aku ganti dengan membaca. "Shalallahu ala Muhammad, Shalallahu alaih  wasallam."  terus menerus aku bisakan di telinga ibuku.

Disaat aku membaca sholawat dan membisikan di telinga Ibuku, tanpa terasa air mata keluar melewati dan membasahi kedua pipiku. 

"Aku harus kuat, membisikan sholawat di telinga ibu"  kata aku untuk menyakinkan diriku sendiri.

"Sholallahu ala Muhammad... Shalallahu alaih wassalam.. ", "Sholallahu ala Muhammad,,Sholallhu alaih wasallam."

Dalam bisikan sholawat dan kondisi ketidak sadaran ibuku memanggilku dan istriku.  Aku bahagia dan bangga, tercampur tangisan sedih, melihat kondisi  ibuku yang menahan rasa sakitnya.

Saat Ibuku memanggilku dalam ketidaksadaran. Mungkin ibuku  membutuhkan bantuanku. Ibuku memanggil orang-orang yang dicintainya, untuk berada disisinya.

Disaat Ibuku memanggil namaku dalam ketidaksadaran, aku bangga menjadi anaknya dan memenuhi panggilannya. Anakmu hadir disaat engkau memanggilku.

Anakmu bisa memeluk dan membacakan sholawat ditelinga mu. Menciummu agar komunikasi batin sangat terasa dan engkau cepat sadar.

Panggilan ketidak sadaran Ibuku,  semakin aku yakin, akan kedekatanku dengan Ibuku.  Aku terus bersyukur disaat ibuku sakit dan  memanggil namaku, aku berada disisinya.

Dalam hatiku berkata, "Terima  kasih Yaa Rabb, Engkau menakdirkan aku tidak jauh dengan orang tuaku, disaat usiaku tidak muda lagi dan berada di usia masa bekerja."

"Terimakasih Yaa Rabb,  Engkau kabulkan doaku, tuk selalu dekat dengan Ibuku, yang sangat aku cintai."

Tak ketinggalan pula, ucapan  terimakasih pada istriku yang telah mendampingiku, mengurus ibuku yang sedang sakit.

Semoga Allah Swt, menambah keiman pada kita dan pembaca budiman. Menjadikan kita semua berada disisi kedua orang tua, saat beliau membutuhkan kita, saat belia-beliau sedang sakit, membutuhkan bantuan berjalan ke kamar mandi dan disat tidak mampu makan menggunakan tangannya sendiri.

Sholu ala Nabi Muhammad. 

Lukmanrandusanga, RSUD Brebes, kamis (8/2/2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun