Disaat aku membaca sholawat dan membisikan di telinga Ibuku, tanpa terasa air mata keluar melewati dan membasahi kedua pipiku.Â
"Aku harus kuat, membisikan sholawat di telinga ibu" Â kata aku untuk menyakinkan diriku sendiri.
"Sholallahu ala Muhammad... Shalallahu alaih wassalam.. ", "Sholallahu ala Muhammad,,Sholallhu alaih wasallam."
Dalam bisikan sholawat dan kondisi ketidak sadaran ibuku memanggilku dan istriku.  Aku bahagia dan bangga, tercampur tangisan sedih, melihat kondisi  ibuku yang menahan rasa sakitnya.
Saat Ibuku memanggilku dalam ketidaksadaran. Mungkin ibuku  membutuhkan bantuanku. Ibuku memanggil orang-orang yang dicintainya, untuk berada disisinya.
Disaat Ibuku memanggil namaku dalam ketidaksadaran, aku bangga menjadi anaknya dan memenuhi panggilannya. Anakmu hadir disaat engkau memanggilku.
Anakmu bisa memeluk dan membacakan sholawat ditelinga mu. Menciummu agar komunikasi batin sangat terasa dan engkau cepat sadar.
Panggilan ketidak sadaran Ibuku,  semakin aku yakin, akan kedekatanku dengan Ibuku.  Aku terus bersyukur disaat ibuku sakit dan  memanggil namaku, aku berada disisinya.
Dalam hatiku berkata, "Terima  kasih Yaa Rabb, Engkau menakdirkan aku tidak jauh dengan orang tuaku, disaat usiaku tidak muda lagi dan berada di usia masa bekerja."
"Terimakasih Yaa Rabb, Â Engkau kabulkan doaku, tuk selalu dekat dengan Ibuku, yang sangat aku cintai."
Tak ketinggalan pula, ucapan  terimakasih pada istriku yang telah mendampingiku, mengurus ibuku yang sedang sakit.