Motivasi kerja merupakan suatu dorongan secara psikologis kepada seseorang yang menentukan arah dari perilaku seseorang dalam organisasi, tingkat usaha, dan tingkat kegigihan dalam menghadapi permasalahan. Kepuasan kerja, motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh untuk meningkatkan kinerja guru bila dilakukan secara bersama-sama. Guru yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi dan mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja serta didukung dengan kepemimpinan yang baik dari kepala sekolah, maka akan lebih maksimal dalam bekerja dan menunjukkan kinerja yang baik dibandingkan dengan guru yang kurang puas dan tidak termotivasi dalam bekerja.
Kinerja guru merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang guru di lembaga pendidikan atau madrasah sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Kinerja guru dapat ditentukan dengan penilaian kinerja itu sendiri, dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui apakah kinerja yang dihasilkan guru dapat memenuhi standar atau tidak. Melalui penilaian ini maka instansi pendidikan dapat memperoleh informasi kinerja yang dapat digunakan instansi pendidikan untuk memperbaiki kinerja guru serta memotivasi guru untuk mengembangkan diri dan juga sebagai dasar perencanaan dan pengambilan keputusan.
 Secara umum kinerja dapat dipengaruhi oleh kepemimpinan, lingkungan, perilaku manajemen, desain jabatan, penilaian jabatan, umpan balik dan administrasi pengupahan. Menilai kualitas kinerja guru dapat ditinjau dari beberapa indikator yang meliputi unjuk kerja, penguasaan materi, penguasaan professional keguruan, penguasaan cara-cara penyesuaian diri, dan kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Kelima indikator tersebut merupakan input bagi seorang penilai dalam melakukan evaluasi kinerja guru.
Berdasarkan observasi dan pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan dapat ditemui yaitu, terdapat guru yang belum memahami mengenai penyusunan pembelajaran (RPP). Pada pelaksanaan pembelajaran, masih banyaknya guru yang menggunakan metode konvensional, metode ini merupakan metode pembelajaran tradisional atau disebut juga metode ceramah sehingga dalam hal ini tidak semua siswa memiliki cara berlajar dengan mendenganrkan, guru juga mendapat kesulitan untuk membuat siswa tertarik dengan materi yang disampaikan.Â
Kurangnya guru dalam hal menyampaikan pembelajaran dengan baik, sehingga tidak ada respon baik siswa dan kurangnya guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Pada optimalsisasi waktu pembelajaran, guru belum mengoptimalisasi waktu pembelajaran di kelas karena masih sering datang tidak tepat waktu. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja terhadap kinerja serta dampaknya pada kepuasan kerja Guru di SDN Grogol I.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H