Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Jurnalis - wartawan

Menulis adalah bekerja untuk keabadian - P.A.Toer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jadi Wartawan Harus Berani Hidup Sederhana, Mau Kaya? Jadi Pengusaha Masbro

7 April 2023   14:36 Diperbarui: 7 April 2023   14:46 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dihimbau pada seluruh insan pers dimanapun berada. Bersuaralah atas nama kebenaran. Jika kita tak suka pada pribadinya itu adalah hak preogratif dari kalian masing-masing. Tapi mohon setidaknya bela profesi mulia milik kita saat mendapat ancaman. Jangan cuma karena setitik perbedaan, pada akhirnya karma berlaku, dan masing- masing kita merasakan jadi korban. 

Federasi Jurnalis Internasional telah mencatat, pada tahun 2022 setidaknya ada 67 orang wartawan yang tewas di seluruh dunia. Jumlah ini bukanlah angka yang statis, karena kalender 2023 baru saja menginjak bulan februari. Diprediksi bisa terus bertambah. Dengan modus beragam cara, para wartawan meregang nyawa karena berita. Tidaklah seorang wartawan itu berani menyabung nyawa mereka, kecuali ada fakta yang harus diungkap ke publik lewat artikelnya. Walaupun pada akhirnya harus ditebus dengan nyawa mereka. Jika hilangnya nyawa wartawan dianggap hal biasa oleh publik, mungkin itu dapat dimaklumi. Karena bukan satu informasi saja yang menyerbu ke gadget kita. Tapi mirisnya lagi, jika rekan pewarta lain menganggap itulah resiko jika berani melawan arus, serta barter dari pilihan beroposisi pada kebatilan. 

Jika pers sudah ikut serta dalam pesta menggarong hak-hak rakyat, berpura-pura tuli dan buta ketika terjadi perampokan SDA yang dilakukan oleh koleganya, bahkan tega mempraktekan teori framing untuk mengcounter fakta yang diungkap. Pers tadi dengan dalih apapun setidaknya sudah membuat benak masyarakat terkena racun disinformasi, maka pers ikut serta sebagai barisan yang berada di barisan yang batil. 

Dalam hemat penulis dapat dirangkum sebagai berikut : "Setiap wartawan harus bernyali, gunanya untuk menunjukkan arah investigasi. Terpenting adalah, untuk mencegah anasir khianat dalam dirinya,"(LH) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun