Kebijakan yang sering digunakan dalam situasi ini biasanya berupa memberlakukan kuota impor, meningkatkan tarif bea masuk, pembatasan investasi, meremehkan atau memanipulasi lebih rendah mata uang negara lain untuk menghindari barang--barang asing dan melindungi perusahaan lokal.
Terdapat beberapa penyebab perang dagang antara Amerika Serikat dan China, diantaranya:
- Defisit Neraca Dagang Amerika Serikat
Perang dagang ini bermula ketika Presiden Donald Trump memutuskan dan menandatangi kebijakan kenaikan tarif terhadap barang dari China, yaitu baja sebesar 25% dan untuk alumunium 10%. (Marrison, 2019).Â
Presiden Donald Trump merasa bahwa globalisasi saat ini merugikan Amerika Serikat. Praktek perdagangan Internasional yang dilakukan China dengan mitra dagang lainnya pun dianggap tak adil. Hal ini dikarenakan China terus menerus mengalami surplus dan meraup keuntungan yang paling besar (CNN Indonesia, 2018)
Oleh karena itu, sebagai perwujudan pemenuhan janji Presiden Donald Trump untuk menekan defisit maka dilakukan peningkatan restriksi impor dengan realisasi kebijakan:
- Pengenaan bea masuk impor  sebesar 25% untuk baja dan 10% untuk aluminum
- Mengenakan tarif tambahan 25%untuk produk teknologi China
- Menaikkan target tarif impor bagi China sebesar US$ 100 Miliar.
Terdapat 2 negara yang menyumbang deficit barang terbesar Amerika Serikat pada tahun 2017, salah satunya adalah China.
5 Besar Negara Penyumbang Defisit Amerika Serikat Tahun 2017 (US$ Miliar)
Namun, perdagangan yang dengan China lambat laun membuat defisit neraca dagang Amerika Serikat semakin melonjak, dan China lah negara penyumbang nomor satu dalam defisit perdagangan barang Amerika Serikat.Â
Seperti yang terlihat dalam tabel diatas, peringkat pertama diduduki oleh China senilai US$ 375,2 Miliar, selanjutnya Meksiko senilai US$71 Miliar, Jepang senilai US$69 Miliar, Jerman senilai US$64 Miliar, dan Vietnam senilai US$38 Miliar.Â
Defisit neraca dagang dari China bukanlah hal pertama bagi Amerika Serikat hal ini terus berlarut-larut hingga pada awal kepemerintahan Presiden Donald Trump defisit tersebut menjadi yang terbesar sepanjang sejarah.