Mohon tunggu...
Lukianto Suel
Lukianto Suel Mohon Tunggu... Freelancer - Biasa, tak ada yang istimewa

Menulis itu seperti berbicara tanpa lawan...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Percikan Dua Hati

3 Maret 2024   14:58 Diperbarui: 3 Maret 2024   15:01 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Naryo mengangkat alisnya.

"Jangan melamun lagi ya....."

Sambil tersenyum Naryo mengangkat bahunya, melambaikan tangannya dan membiarkan Yanni yang melangkah meninggalkan kampus.

Dan udara masih tetap panas. Sinar mentari masih membakar. Angin tetap berhembus perlahan. Sementara bunga tumbuh dihati dua remaja. Mekarnya memenuhi seluruh dada. Kesejukan pun terasa. Burung-burung terbang perlahan. Dedaunan bergoyang tertiup angin, semakin memberikan rasa sejuk dan damai.....

03 Maret 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun