"Ayuk....." timpal gadis itu penuh semangat...
Mendadak Naryo ingat, tak selembar uangpun di dompetnya. Ini membuatnya terhenti berjalan. Dahinya berkerut sambil memandang Yanni.
" Ada apa kak?" Tanya Yanni sambil keheranan.
Naryo terdiam, bibirnya tersenyum tapi kecut sekali. Akhirnya ia harus berani mengatakan sebenarnya, lebih baik malu sekarang daripada nanti.
"Aku....aku.... jujur ya Yanni, aku belum ada uang, aku hanya mau ngutang diwarung itu...."
Mendengar ini Yanni malah tertawa terbahak-bahak. Naryo jadi merasa diledek.
" Kau...kau jangan meledek aku seperti itu Yan..."
"Ah....maaf..maaf kak Naryo.." timpal Yanni " Aku tidak bermaksud meledek kakak, tapi aku lihat tadi wajah kak Naryo lucu banget...."
Lucu? Emang aku lagi melawak, pikir Naryo....baru malu tahu!
" Ayolah kak....aku yang traktir ya...." Kata Yanni sambil menarik tangan Naryo perlahan. Ia tak ingin lelaki yang ternyata juga selalu mengisi bayangan jelang tidurnya ini sakit hati.
Naryo terdiam namun karena getaran hatinya saat jemari Yanni menyentuh dan menariknya lebih kuat, maka ia pun berjalan mengikuti gadis itu.