Mohon tunggu...
Lukianto Suel
Lukianto Suel Mohon Tunggu... Freelancer - Biasa, tak ada yang istimewa

Menulis itu seperti berbicara tanpa lawan...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Percikan Dua Hati

3 Maret 2024   14:58 Diperbarui: 3 Maret 2024   15:01 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayuk....." timpal gadis itu penuh semangat...

Mendadak Naryo ingat, tak selembar uangpun di dompetnya. Ini membuatnya terhenti berjalan. Dahinya berkerut sambil memandang Yanni.

" Ada apa kak?" Tanya Yanni sambil keheranan.

Naryo terdiam, bibirnya tersenyum tapi kecut sekali. Akhirnya ia harus berani mengatakan sebenarnya, lebih baik malu sekarang daripada nanti.

"Aku....aku.... jujur ya Yanni, aku belum ada uang, aku hanya mau ngutang diwarung itu...."

Mendengar ini Yanni malah tertawa terbahak-bahak. Naryo jadi merasa diledek.

" Kau...kau jangan meledek aku seperti itu Yan..."

"Ah....maaf..maaf kak Naryo.." timpal Yanni " Aku tidak bermaksud meledek kakak, tapi aku lihat tadi wajah kak Naryo lucu banget...."

Lucu? Emang aku lagi melawak, pikir Naryo....baru malu tahu!

" Ayolah kak....aku yang traktir ya...." Kata Yanni sambil menarik tangan Naryo perlahan. Ia tak ingin lelaki yang ternyata juga selalu mengisi bayangan jelang tidurnya ini sakit hati.

Naryo terdiam namun karena getaran hatinya saat jemari Yanni menyentuh dan menariknya lebih kuat, maka ia pun berjalan mengikuti gadis itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun