”Tentu aku tetap mencintaimu. Aku sadar, aku bisa kehilanganmu setiap waktu. Kenyataannya kita masih bertemu lagi bukan? Tidakkah kita syukuri ini?”
”Pevita, kau memang anugerah paling indah yang pernah kupunya sepanjang usiaku di buana ini,” ucap Di-mifa dengan wajah berseri-seri.
Tak lama berselang, tibalah hari bahagia bagi Pevita, putri sang prajurit dari Karomit dan Di-mifa, putra mahkota kerajaan Bifet. Ketulusan cinta yang sempurna dalam kalbu telah menyatukan mereka berdua, kendati masih ada bekas luka di wajah cantik Pevita dan tangan Pangeran Di-mifa kini tinggal satu.
TAMAT
# Cerpen ini pernah dimuat di majalah Story No.19/25 Februari-24 Maret 2011.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H