Mohon tunggu...
Luh Tu Novia
Luh Tu Novia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa yang gemar membaca dan belajar hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sastra Masuk Kurikulum, Bacaan Sastra Anak untuk Anak Usia Dini

21 Juni 2024   14:20 Diperbarui: 22 Juni 2024   08:15 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Sejumlah anak membaca buku cerita Tattadu yang merupakan cerita rakyat dari Sulawesi Selatan. Membaca cerita rakyat dapat menumbuhkan minat anak terhadap karya sastra anak. | Foto: KOMPAS/YUNIADHI AGUNG (MYE)

Namun dari total 35 buku, yang dapat dibuka hanya beberapa, yaitu kurang dari 10. Mungkin karena laman ini masih baru, laman belum dapat berfungsi dengan baik. Masih perlu banyak perbaikan untuk dapat menggunakan laman dengan nyaman, terutama dalam mengakses buku-buku bacaan sastra anak. 

Pada laman Buku Kemdikbud, terdapat pilihan buku-buku bacaan sastra anak di luar fitur Sastra Masuk Kurikulum. Pembaca dapat masuk ke fitur Nonteks lalu memilih bacaan sastra anak sesuai dengan jenjang yang diinginkan. 

Jenjang pembaca di fitur Nonteks lebih beragam. Mulai dari Pembaca Dini A, Pembaca Awal B1, Pembaca Awal B2, Pembaca Awal Br, Pembaca Semenjana C, sampai pada Pembaca Mahir E. 

Untuk anak-anak usia dini sampai usia SD, dapat memilih jenjang Pembaca Dini A sampai Pembaca Awal B3. 

Pada jenjang Pembaca Dini A, pembaca dapat memilih bacaan anak dengan bahasa yang sederhana, alur yang mudah dipahami, dengan gambar-gambar ilustrasi yang lucu sehingga dapat menarik perhatian anak-anak, terutama anak usia dini karena anak usia dini cenderung menyukai cerita dengan ilustrasi yang menarik. 

Pada jenjang Pembaca Dini A, terdapat beberapa judul bacaan sastra anak, diantaranya adalah Gambar Lucu Mika, Aku Sudah Besar, Kue Kimu, dan Biji Merah Luna. Pada buku Gambar Lucu Mika, bercerita tentang Mika yang ingin ikut mengirim emotikon, namun Mika mengirimnya kepada guru Gio. 


Setelah itu guru Gio menegur Gio, dan Gio pun menegur Mika. Mika kemudian meminta maaf. Dari cerita di atas, anak dapat melihat ilustrasi yang cantik, dengan cerita yang ditulis dengan alur yang sederhana, bahasa yang mudah dimengerti, dan jumlah kata yang tidak terlalu banyak. 

Dengan ilustrasi yang mendukung, bahasa yang mudah dimengerti, alur yang sederhana, juga amanat yang dapat diambil dari cerita, anak akan belajar sesuatu hal yang baru baik dari gambar ilustrasi, bahasa cerita, maupun amanat cerita. 

Sedangkan buku Aku Sudah Besar mengisahkan tentang tokoh Aku yang merasa dirinya sudah besar jika dibandingkan dengan adiknya yang masih kecil (bayi). Tokoh Aku senang karena tangannya lebih besar, kakinya lebih besar, sudah bisa makan sendiri, sudah bisa mandi sendiri.

Tokoh Aku senang karena merasa dirinya sudah bisa melakukan kegiatan secara mandiri, bahkan sudah bisa mengasuh adiknya yang masih kecil. Dari cerita Aku Sudah Besar, anak-anak dapat belajar untuk menjadi mandiri. 

Anak yang mandiri berpotensi memiliki kepercayaan diri yang baik. Kepercayaan diri yang baik akan mempengaruhi bagaimana anak tersebut bergaul dan membawa diri di lingkungannya, seperti di sekolah, di lingkungan bermain, maupun di tempat umum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun