Pada tahun 1930, ketika elektrifikasi sudah mencapai wilayah Depok dan Buitenzorg (sekarang Bogor) lokomotif seri ESS3200 ini kemudian juga dioperasikan hingga kedua wilayah itu.
Seri ESS3200 terakhir beroperasi menarik kereta api lokal hingga tahun 1970-an seiring dengan menurunnya kondisi lokomotif ini.
Sebagai penggantinya, pada tahun 1976 mulai didatangkan kereta rel listrik (KRL) Rheostatik buatan Jepang dan pada akhirnya tidak ada lagi seri ESS3200 yang beroperasi pada tahun 1980-an.
Preservasi dan Restorasi Lokomotif Seri ESS3200
Dari 6 unit lokomotif seri ESS3200, hanya tersisa 1 unit yang kondisinya terbengkalai di kebun kereta Balai Yasa Manggarai.
Lokomotif ini diduga bernomor ESS3202, namun pada saat ditemukan plat nomor lokomotif sudah dalam kondisi hilang.
Di tahun 2007 atas inisiatif IRPS, lokomotif ini dipreservasi dan direstorasi oleh KAI (saat itu masih bernama PT Kereta Api/PT KA).
Komponen seperti mesin dan pantograf diambilkan dari unit KRL Rheostatik yang ada di Balai Yasa Manggarai.
Soal penomoran lokomotif ini, sempat terjadi perdebatan, karena lokomotif ESS3201 sebenarnya sudah dirucat dan afkir karena kerusakan parah akibat tabrakan antar kereta di daerah Ratujaya pada 1968.
Namun, karena sudah terlanjur, akhirnya penomoran lokomotif tersebut ditetapkan menjadi ESS3201 walaupun hal tersebut adalah sebuah kesalahan.
Sejarah Singkat Kereta Djoko Kendil
Kereta Djoko Kendil memiliki nomor seri SS9000 yang dibeli oleh perusahaan kereta api Staatsspoorwegen (SS) pada tahun 1938.
Pabrikan asal Belanda yaitu Beynes yang memproduksi kereta seri ini untuk melengkapi sarana kereta mewah milik SS, Java Nacht Expres.