Mohon tunggu...
Lugas Rumpakaadi
Lugas Rumpakaadi Mohon Tunggu... Jurnalis - WotaSepur

Wartawan di Jawa Pos Radar Banyuwangi yang suka mengamati isu perkeretaapian.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Resmi Diluncurkan, Berikut Ini 5 Fakta Unik Lokomotif CC 202 Livery Vintage

15 Oktober 2021   07:36 Diperbarui: 15 Oktober 2021   07:49 1900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokomotif CC 202 di Stasiun Tanjung Karang. (Sumber: Dokumentasi KAI)

Pada Kamis (15/10/2021) kemarin, Kereta Api Indonesia (KAI) meresmikan 3 unit lokomotif jenis CC 202 yang berlivery vintage. Peluncuran ini dilaksanakan di Stasiun Tanjung Karang, Bandar Lampung, yang masuk dalam wilayah Divisi Regional (Divre) 4 Tanjung Karang.

Hadirnya lokomotif dengan livery vintage, sebutan untuk livery yang digunakan pada era Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA), ini laris menjadi sasaran foto para penggemar kereta api (railfans) di wilayah Sumatera dan banyak diunggah melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram. Berikut ini rangkuman beberapa fakta unik dari lokomotif vintage yang hanya bisa ditemukan di Pulau Sumatera ini.

1. Diinisiasi komunitas penggemar kereta api

Lokomotif CC 202 di Stasiun Tanjung Karang. (Sumber: Dokumentasi KAI)
Lokomotif CC 202 di Stasiun Tanjung Karang. (Sumber: Dokumentasi KAI)
Hadirnya lokomotif CC 202 livery vintage ini tidak lepas dari ide para penggemar kereta api. Sebelumnya, pada awal tahun 2021, dua komunitas penggemar kereta api yaitu Semboyan Satoe Community dan Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) mengusulkan hadirnya lokomotif dengan livery vintage dan disetujui oleh KAI.

Dari usulan tersebut, 1 unit lokomotif seri CC 201 83 31 milik Depo Semarang Poncol akhirnya dicat dengan livery era PJKA. Lokomotif tersebut pada akhir Februari 2021 kemarin telah diresmikan beroperasi dan melaksanakan tugasnya untuk memperkenalkan sejarah perkeretaapian di Indonesia.

Tidak cukup sampai di sana, komunitas penggemar kereta api dari Sumatera Selatan yaitu Organisasi Pecinta Kereta Api (OPKA) Sumatera Selatan dan IRPS kembali mengajukan proposal usulan serupa kepada KAI. Bedanya, usulan tersebut diberikan kepada lokomotif yang ada di Pulau Sumatera.

2. Tiga unit lokomotif sekaligus mendapat livery vintage

3 lokomotif CC 202 dengan livery vintage. (Sumber: Dokumentasi KAI)
3 lokomotif CC 202 dengan livery vintage. (Sumber: Dokumentasi KAI)
CC 202, lokomotif yang hanya ada di Sumatera, dipilih untuk menjadi lokomotif berlivery vintage. Tidak tanggung-tanggung, ada 3 unit lokomotif sekaligus yang mendapat jatah livery ini. Istimewa, karena di Pulau Jawa hanya ada 1 unit lokomotif seri CC 201 yang mendapat livery vintage.

Adapun 3 seri lokomotif CC 202 yang mendapatkan livery ini adalah CC 202 08 07, CC 202 90 02, dan CC 202 86 09. Proses pengecatan lokomotif CC 202 di Sumatera dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Yasa Lahat di Sumatera Selatan.

3. Bukan livery original 1 unit lokomotifnya

Lokomotif CC 202 membawa rangkaian Babaranjang. (Sumber: Dokumentasi KAI)
Lokomotif CC 202 membawa rangkaian Babaranjang. (Sumber: Dokumentasi KAI)
Perlu diketahui, livery vintage yang diterapkan pada lokomotif CC 201 di Jawa dan 3 unit lokomotif CC 202 di Sumatera terakhir digunakan pada tahun 1991. Dengan kata lain, ada 1 unit lokomotif CC 202 tidak menggunakan livery aslinya ketika mulai berdinas di Indonesia. Lokomotif tersebut adalah CC 202 08 07 yang mulai berdinas pada tahun 2008. Saat itu, livery yang digunakan berwarna merah dan biru atau livery era Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka).

Dua unit lokomotif yang pernah merasakan livery vintage sejak awal dinasannya adalah CC 202 86 09 dan CC 202 90 02. Lokomotif tersebut mulai berdinas pada tahun 1986 dan 1990, yang mana saat itu lokomotif di Indonesia memang masih menggunakan livery vintage seperti halnya lokomotif yang diberi livery vintage saat ini.

4. Diluncurkan saat peringatan 35 tahun KA Babaranjang

CC 202 melintasi tikungan dan membawa KA Babaranjang. (Sumber: Dokumentasi KAI)
CC 202 melintasi tikungan dan membawa KA Babaranjang. (Sumber: Dokumentasi KAI)
Peluncuran 3 unit lokomotif CC 202 kemarin sekaligus juga memperingati 35 tahun Kereta Api Batu Bara Rangkaian Panjang (Babaranjang) beroperasi di Sumatera. KA Babaranjang pertama kali beroperasi pada 1 Oktober 1986. Saat itu, KA Babaranjang beroperasi di lintas antara Stasiun Tanjung Enim Baru (Sumatera Selatan) hingga Stasiun Tarahan (Lampung) yang memiliki panjang lintasan sekitar 409 km.

KA Babaranjang merupakan upaya KAI untuk memperlancar distribusi batu bara nasional yang menjadi sumber energi pembangkit listrik di Pulau Jawa, Madura, dan Bali. Hingga saat ini, angkutan batu bara menjadi angkutan barang utama KAI dengan volume mencapai 77,5% dari total angkutan barang KAI. Volume Angkutan Batu Bara juga mengalami peningkatan. Pada periode Januari-September 2021, KAI sudah mengangkut 28,84 juta ton batu bara. Meningkat 17,7% dibanding periode yang sama di tahun 2020 yaitu sebanyak 24,49 juta ton batu bara.

5. Punya misi sama dengan lokomotif vintage di Jawa

CC 202 dan KA Babaranjang. (Sumber: Dokumentasi KAI)
CC 202 dan KA Babaranjang. (Sumber: Dokumentasi KAI)
Lokomotif vintage di Sumatera ini juga memiliki misi serupa dengan lokomotif vintage di Jawa yaitu memperkenalkan sejarah perkeretaapian di Indonesia kepada masyarakat. Penggunaan livery vintage pada lokomotif ini diharapkan dapat mengingatkan kenangan masa lalu serta menginspirasi untuk terus melanjutkan kejayaan KAI di masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun