Es degan itu begitu nikmat. Degan nya sangat lembut seperti sutra. Airnya yang segar membuat hati terasa tenang. Saat sedang asyik minum, Faiz memulai topik "Kenapa waktu itu kamu menghindariku Nan?" Tanya Faiz dengan penuh seksama. "Eh.. masalah itu.. lupakan saja itu sudah lama sekali bukan?" Jawab Nanda santai. "Tidak bisa Nan. Kau tahu? Sejak kamu menghindariku, hari-hariku terasa hampa. Aku pikir kamu sekarang membenciku. Sejak kamu memutuskan mulai pergi sekolah sendiri aku takut terjadi sesuatu kepadamu. Aku sudah berusaha menghampirimu tapi kamu selalu menjauhiku." Kata Faiz dengan penuh kecemasan. "Sebenarnya aku pernah melihatmu dulu saat kamu di taman kota dengan perempuan lain." Gumamku sambil menyeruput es degan. "Perempuan?" Dia berpikir sejenak. "Iya perempuan yang duduk bersamamu dulu di taman kota" Jawabku singkat. "Itu sepupuku, kebetulan dia datang ke sini karena waktu itu ada pernikahan paman Roni, yang pernah ku ceritakan padamu dulu" Katanya.
"Sungguh? kukira dia dulu pacarmu. Jadi ya aku menghindarimu" Tatapanku terkejut.
"Kau menghindariku tanpa alasan!"
"Aku tidak tahu kawan, maafkan aku" Kataku dengan tenang.
"Oh iya bagaimana pekerjaanmu sekarang? Apa kamu akan menikah dekat-dekat ini" Tanyaku untuk mengalihkan topik.
"Aku sekarang ditempatkan di Polres. Untuk menikah, mungkin iya, seminggu lagi aku ke rumahmu ya Nan dengan orang tuaku" Katanya dengan penuh semangat.
"Eh mau apa ke rumahku?" Mataku terkejut.
"Tentu saja minggu depan aku akan melamarmu Nan."
"Kamu jangan gombal Iz. Mana mungkin secepat itu" Aku mulai mencubitnya
"Aku serius Nan,seminggu lagi ya."
"Sudah cukup tahun-tahun kemarin yang ku lewati tanpamu. Kamu pikir mudah untuk bisa melupakan mu? Aku ingin kita hidup selamanya. Aku suka kamu Nan, sejak dulu hingga nanti." Ucap Faiz dengan sungguh-sungguh