Menavigasi Pusaran Pengaruh China di Indo-Pasifik: Belajar Dari Jepang dan Filipina

Dinamika geopolitik di Indo-Pasifik terus mengalami transformasi seiring dengan peningkatan peran China sebagai kekuatan regional dan global.

Fenomena ini telah mendorong munculnya berbagai respons diplomatik strategis dari negara-negara kawasan.

Respon itu merupakan upaya menyeimbangkan hubungan dengan China dan, di saat yang sama, mempertahankan kepentingan nasional masing-masing.

Baca juga: AS dan China Berebut Wacana Hegemonik di Indo-Pasifik

Pengalaman

Jepang dan Filipina dapat menjadi contoh menarik soal bagaimana negara-negara di kawasan ini mengembangkan pendekatan diplomasi strategis dalam menghadapi China.

Kedua negara ini menghadapi tantangan langsung dari asertivitas China, khususnya dalam sengketa teritorial di Laut China Timur dan Laut China Selatan. 

Mereka telah mengembangkan strategi diplomasi berbeda, namun saling melengkapi dalam merespons situasi ini. Jepang, di bawah kepemimpinan yang berbeda, telah mengadopsi pendekatan multi-lapis dalam diplomasi strategisnya. 

Baca juga: Memperkuat Diplomasi Maritim Indonesia di Indo-Pasifik

Di satu sisi, Tokyo memperkuat aliansi keamanannya dengan Amerika Serikat, yang tetap menjadi pilar utama pertahanan Jepang.

Baca juga: Tantangan dan Dinamika Kompetisi Geopolitik di Kawasan Indo-Pasifik

Di sisi lain, Jepang juga aktif membangun jaringan kemitraan strategis dengan negara-negara Indo-Pasifik lainnya, termasuk India, Australia, dan negara-negara ASEAN. 

Strategi ini tercermin dalam konsep "Free and Open Indo-Pacific" (FOIP) yang dipromosikan Jepang demi stabilitas Indo-Pasifik.